Kasus Video Mesum Anak, Orangtua Harus Beri Pendidikan Seks

Selasa, 09 Januari 2018 | 21:08 WIB
Kasus Video Mesum Anak, Orangtua Harus Beri Pendidikan Seks
Ilustrasi kejahatan seksual pada anak. (Shutterstocks)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Masyarakat Indonesia kembali digegerkan oleh beredarnya video pornografi anak, yang diperankan oleh anak laki-laki yang diduga berusia sekitar 10-12 tahun, dengan seorang perempuan dewasa yang direkam menggunakan sebuah kamera profesional di sebuah kamar menyerupai kamar sebuah hotel.

Dari video-video yang sudah beredar di dunia maya terindikasi ada tiga anak laki-laki yang menjadi korban. Hal ini tentu saja cukup mengagetkan, mengingat selama ini anak perempuan yang lebih rentan mengalami eksploitasi secara seksual.

Menanggapi kasus yang sangat memprihatinkan ini, Atissa Puti, Ketua Divisi Program di KOMPAK Jakarta mengatakan, sebagian masyarakat tidak sadar bahwa sebenarnya setiap anak rentan dieksploitasi secara seksual, termasuk anak laki-laki. Ini artinya, lanjut dia, semua anak membutuhkan pengawasan dan perlindungan yang sama untuk terhindar dari eksploitasi seksual.

"Belajar dari kasus video pornografi anak tersebut, kami menilai baik laki-laki dewasa maupun perempuan dewasa berpotensi sebagai pelaku kekerasan dan eksploitasi seksual terhadap anak. Anak laki-laki dan perempuan juga memiliki kerentanan yang sama terhadap kekerasan dan eksploitasi seksual," ujarnya kepada Suara.com, Selasa (9/1/2018).

Salah satu upaya untuk mencegah anak menjadi korban eksploitasi seksual, kata Atissa, dengan memberikan pendidikan seks. Hal ini bisa dilakukan dengan memberikan pengertian kepada anak mengenai bagian tubuh yang merupakan privasinya agar terhindar dari kekerasan dan eksploitasi seksual.

"Karena pendidikan seks memang sebaiknya dimulai dari ranah terdekat anak seperti keluarga dan sekolah untuk menghindari informasi yang keliru mengenai seks," tambah dia.

Mewakili KOMPAK Jakarta, Atissa mengimbau pada masyarakat yang menerima video mesum anak tersebut agar tidak menyaksikan dan menyebarkan video tersebut, serta me-report apabila melihat gambar atau video tersebut tersebar di media sosial. Mengapa? Karena dia khawatir dapat ditiru oleh anak-anak lain yang melihat.

"Kami mendesak agar aparat penegak hukum dan instansi terkait mengadili pelaku perkara produksi dan penyebar video ini," tegas Atissa.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI