Suara.com - Menghadapi kejadian luar biasa difteri yang tengah terjadi di Indonesia, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) bersama Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), memberi masukkan mengenai dua strategi besar untuk menghentikan penyebaran penyakit difteri.
Hal tersebut dipaparkan oleh Sekretaris Satgas Imunisasi IDAI, Dr.dr. Soedjatmiko, SpA(K), MSi dalam acara konferensi pers menyikapi kejadian luar biasa difteri di Kantor Pengurus Besar IDI, Jakarta Pusat, Senin, (18/12/2017).
"Sebagian besar anak yang di rawat di rumah sakit dan kemudian meninggal, 3/4 tidak pernah diimunisasi difteri," katanya.
Bukan hanya tidak pernah diimunisasi, Soejatmiko juga menyinggung orang-orang yang tidak melakukan imunisasi lengkap atau bahkan merasa pernah imunisasi difteri, padahal tidak.
Bisa dikatakan lengkap, lanjut dia, bila seorang anak sudah melakukan empat kali imunisasi DPT saat usia 2 tahun, lima kali DPT sampai usia 5 tahun dan delapan kali imunisasi DPt hingga usia sekolah.
Secara umum, anak usia sekolah di Indonesia baru mendapatkan imunisasi DPT hanya tiga sampai empat kali saja. Itu juga sebabnya, kata Soejatmiko, mengapa difteri banyak menyerang anak usia sekolah.
Lewat Ikatan Dokter Anak Indonesia, Soejatmiko memberikan dua strategi untuk memutus mata rantai kejadian luar biasa difteri.
Pertama, kata Soejatmiko, pentingnya penanganan pertama pada pasien difteri. "Yang sudah sakit atau dicurigai sakit difteri segera maksukkan, diobati, atau diisolasi di rumah sakit. Tidak perlu ditengok, doakan saja dari jauh. Dan tenaga kesehatan yang menangani kasus itu mendapat pencegahan lewat imunisasi," katanya.
Soejatmiko juga mengimbau orangtua untuk mau memonitor tenggorokan anak apabila ada selaput putih tebal dan segera membawa anak ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Kedua, mendukung program Outbreak Response Immunization atau ORI sebagai upaya penanggulangan kejadian luar biasa difteri. "Kalau ada siapa saja yang ingin menghalang-halangi ORI, yang mengatakan bahwa ORI masih dipertanyakan, ini sudah instruksi. Tidak ada lagi diskusi di sini. Ini satu-satunya solusi," tambah Ketua PP IDAI, Aman Pulungan dalam kesempatan yang sama.
Hingga saat ini, difteri telah membunuh 40 anak Indonesia dan menjangkiti 600 anak-anak lainnya. Difteri sendiri sudah menyebar di 142 kota dan kabupaten dari 28 provinsi di Indonesia.
Ini Dua Strategi Penanganan KLB Difteri dari IDAI
Selasa, 19 Desember 2017 | 05:24 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
BERITA TERKAIT
Siswa Rentan Tertular Penyakit, Ketua IDAI Minta Pelaksanaan Vaksinasi di Sekolah Terus Diperkuat
13 November 2024 | 21:49 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI