Suara.com - Ketua Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), DR. Dr. Aman Pulungan, Sp.A(K), mengatakan bahwa kasus kejadian luar biasa difteri (KLB) telah menyebar ke 28 provinsi di Indonesia.Hingga saat ini, sudah ada 40 korban meninggal dunia dan 600 lebih anak yang masih dirawat di rumah sakit karena difteri.
"Belum pernah terjadi di dunia KLB (diferti) seperti ini. Pada saat bersamaan, jumlahnya (korban) paling banyak dan jumlah cakupannya paling banyak (luas)," kata Aman Pulungan di Kantor Pengurua Besar IDI, Jakarta Pusat, Senin, (18/12/2017).
Di negara lain, kata Aman, juga pernah mengalami KLB diferti. Salah satunya adalah Rusi, India, Brazil, dan Afrika Selatan.
"Rusia dan India, hanya di satu-dua provinsi dan di Brazil hanya beberapa provinsi. Begitupun di Afrika Selatan hanya beberapa provinsi," tambah Aman.
Baca Juga: KLB, Remaja hingga Dewasa di Depok Minta Vaksin Difteri
Untuk itu, Aman meminta pemerintah dan masyarakat memberikan perhatian khusus dalam menyikapi KLB difteri yang tengah terjadi akhir-akhir ini.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia, Prof.Dr. Ilham Marsis, SpOG(K), mengatakan bahwa permasalahan ini muncul akibat dari cakupan imunisasi yang belum merata dan sesuai target serta adanya pendapat yang keliru masyarakat mengenai imunisasi.
"Cakupan imunisiasi tidak sampai 90 persen, hanya 70 persen. Dan sekarang meledak pada bulan September, Oktober, November, Desember," kata Ilham Marsis.
Sekadar diketahui, difteri merupakan penyakit sangat menular yang dapat menyebabkan kematian dengan cepat.
Lihat penjelasan mengenai KLB difteri Indonesia terbesar di dunia, di video ini:
Baca Juga: Gejala Dan Penyebab Penyakit Difteri Pada Anak