Mau Langsung Hamil Setelah Menikah? Coba Pertimbangkan Hal Ini

Jum'at, 15 Desember 2017 | 09:26 WIB
Mau Langsung Hamil Setelah Menikah? Coba Pertimbangkan Hal Ini
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kebanyakan pasangan yang telah menikah sudah tak sabar untuk mendapatkan momongan. Bahkan tak sedikit yang dinyatakan positif hamil setelah dua minggu pernikahan.

Ingin langsung memiliki anak setelah menikah mamng tak salah. Namun disampaikan Dokter Ahli Kandungan dan Kebidanan sekaligus spesialis fetomaternal Dr dr Ali Sungkar, SpOG-KFM, banyak hal yang harus dipersiapkan pasangan sebelum memutuskan untuk bereproduksi.

Persiapan yang matang sebelum kehamilan penting untuk menekan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (akb) yang cenderung tinggi di Indonesia. Data 2015 menyebut angka kematian ibu di Indonesia mencapai 305 kasus dari 100 ribu kelahiran hidup.

"Apa sebabnya? Hipertensi, keracunan kehamilan, pendarahan, dan infeksi. Penyebabnya apa persiapan dan edukasi yang kurang ketika memutuskan hamil. Padahal janin yang dikandung itu generasi penerus kita, khilafah kita. Yang nantinya akan ngurusin kita ketika kita sudah tua," kata Ali pada diskusi yang dihelat Philips di Jakarta, Kamis (14/12/2017).

Baca Juga: Menhub: Daya Saing Infrastruktur Indonesia Naik 10 Peringkat

Direktur Kesehatan Keluarga dari Kementerian Kesehatan Dr Eni Gustina, MPH., dalam kesempatan yang sama menambahkan, bukan cuma persiapan fisik secara gizi makro dan mikro saja yang dibutuhkan oleh ibu hamil namun juga mental dan finansial.

"Siap fisik, siap mental, siap ekonomi. Kebayang kalau menikah tidak direncanakan, atau tinggal masih numpang di rumah mertua. Kalau kamarnya gabung bagaimana kalau nanti hamil. Nanti jadi beban tambahan. Paradigma ini kita persiapkan sehingga kehamilan ini direncanakan," tambah Eni.

Ali menambahkan, persiapan kehamilan ini sebaiknya bisa dilakukan dengan pemeriksaan defisiensi dan perbaikan gizi sebelum hamil. Biasanya, defisiensi yang dialami bumil di Indonesia adalah kekurangan vitamin D dan zat besi.

"Makro dan mikronutrisi diperbaiki dulu, baru hamil. Lalu, lakukan pemeriksaan defisiensi. Biasanya kebanyakan ibu hamil defisiensi vitamin D, kemudian defisiensi besi. Zat besi itu paling banyak di daging merah, sayangnya orang Indonesia alasannya diet jadi pasokan nutrisinya nggak tercukupi," katanya.

Kekurangan zat besi saat mengandung, tambah Ali, bisa meningkatkan risiko anemia. Pada gilirannya hal ini dapat meningkatkan risiko ibu mengalami pendarahan atau bayi lahir dengan berat badan rendah dan tubuh pendek atau stunting.

Baca Juga: Mengenal Bey Logan, Sineas yang Dituduh Cabuli Aktris Indonesia

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI