Suara.com - Banyak orangtua yang memaksakan anaknya mengikuti les tambahan dengan tujuan untuk membantunya memahami pelajaran. Padahal, bukannya semakin pintar, anak justru akan jenuh dan pada gilirannya tidak mendapat hasil apa-apa dari les yang dijalaninya.
Psikolog Tara de Thouars mengungkapkan, anak yang mengikuti banyak les yang dipaksakan cenderung memiliki sifat pemarah dan membuat hubungannya dengan orangtua semakin renggang. Untuk itu, dia mengimbau para orangtua tidak memaksakan tambahan les yang tidak disenangi buah hati.
"Anak kalau di-push belajar terus khawatir nanti jadi pemarah, dan berdampak pada hal lain. Harusnya orangtua berikan waktu free time agar anak punya kesempatan bermain dengan teman-temannya," ujar Tara pada acara Indomilk Dukung 500 Ribu Anak Indonesia Capai Gemilang di Jakarta, Selasa (12/12/2017).
Dibanding memaksakan anak mengikuti les tambahan, Tara lebih menyarankan orangtua untuk mengikutsertakan anak pada kegiatan lain yang dapat mengasah potensi yang ada dalam diri anak. Tanyakan pada anak, apa jenis kegiatan yang disukainya dan dukung dengan memfasilitasi sarana, dan prasarananya.
Baca Juga: Les Bahasa Inggris Kini Bisa via Video Call
"Sebelum ikut sertakan anak pada kegiatan ekstrakurikuler atau soft skill lihat dulu kemampuannya. Kalau tidak ada bakatnya jangan paksa, nanti mereka malas dan hasilnya tidak maksimal," imbuhnya.
Orangtua kata Tara juga sebaiknya tidak memaksakan kehendaknya karena melihat anak-anak lain yang mengikuti kegiatan tertentu. Kata dia, semua anak spesial tinggal bagaimana orangtua memiliki kepekaan untuk mengeksplorasi dan mendukungnya.
"Jangan sampai orangtua terlalu heboh memaksakan minat kepada anak. Karena anak harus happy. Kalau happy, motivasi akan datang dari diri sendiri," tandasnya.