Suara.com - Selain menyerang balita dan anak-anak, kuman Corynebacterium diphtheriae penyebab difteri juga menyerang orang dewasa.
Di Rumah Sakit Penyakit Infeksi Sulianti Saroso, Jakarta Pusat, dari 33 pasien difteri, 11 orang diantaranya adalah pasien dewasa.
Direktur Surveillance dan Karantina Kesehatan Kemenkes, Elizabeth Jane Soepardi mengatakan bahwa pihaknya punya rencana memberi vaksin difteri untuk orang dewasa.
Di negara maju, Jane menjelaskan, pemberian vaksin difteri pada orang dewasa sudah diberlakukan tiap 10 tahun.
Baca Juga: 22 dari 33 Pasien Difteri yang Dirawat di RS Ini Balita
"Gara-gara (KLB) ini kita akan mulai duluan. Mungkin awalnya mandiri dulu, nanti kalau sudah masuk program akan dibelikan pemerintah," ujar Jane di RSPI Sulianti Saroso, Jakarta Utara, Senin (11/12/2017).
Ia menambahkan, beruntung Indonesia memiliki pabrik vaksin sendiri. Hal ini memudahkan pemerintah untuk mengimplementasikan rencana pemberian vaksin dewasa di Indonesia.
"Ini kesempatan karena semua membuat bahan-bahan penyuluhan. Yang tadinya sudah lupa karena dulu difteri banyak di zaman orangtua kita. Sekarang lupa karena ada imunisasi, kasus difteri jarang, jadi harus diingatkan lagi semua untuk menyosialisasikan difteri," tambah dia.
Tiga provinsi yang mengalami kejadian luar biasa (KLB) difteri di antaranya Banten, Jawa Barat dan DKI Jakarta. Tiga provinsi itu akan melakukan imunisasi ulang secara serentak atau outbreak response immunization (ORI).
Jane mengatakan, bagi anak yang sudah diimunisasi disarankan mengikuti imunisasi ulang untuk memperkuat antibodi.
Baca Juga: Menkes Pastikan KLB Difteri karena Anak-Anak Tak Diimunisasi
"Kalau berada di tempat yang ada KLB maka kita memandang imunisasi lagi nggak apa-apa karena membantu meningkatkan antibodi. Nggak akan membahayakan asal jaraknya satu bulan setelah imunisasi sebelumnya," tandasnya.