Suara.com - Dr Lie Dharmawan dianggap sebagai 'dokter gila'. Pasalnya, lewat Yayasan DoctorSHARE (Yayasan Dokter Peduli) yang didirikannya, dia menjadi 'malaikat' bagi kaum miskin.
Dr Lie bersama Lisa Suroso (yang juga aktivis Mei 1998) mendirikan Yayasan DoctorSHARE, sebuah organisasi kemanusiaan nirlaba yang memfokuskan diri pada pelayanan kesehatan medis dan bantuan kemanusiaan. Lewat DoctorSHARE, kakek tiga cucu itu mendirikan Rumah Sakit Apung (Floating Hospital) dan Flying Doctors (dokter terbang).
Terlahir serbakekurangan, pemilik nama lengkap Dr. Lie Augustinus Dharmawan, Ph.D, Sp.B, Sp.BTKV itu mendirikan DoctorSHARE yang memberikan pelayanan medis secara cuma-cuma di berbagai wilayah Indonesia yang masyarakatnya kesulitan untuk berobat karena tiada biaya. Selain pengobatan umum di berbagai sudut Indonesia, program awal DoctorSHARE adalah pendirian Panti Rawat Gizi di Pulau Kei, Maluku Tenggara.
Bersama DoctorSHARE, lelaki kelahiran Kota Padang, 16 april 1946 itu mendirikan Rumah Sakit Apung (RSA) Swasta bernama KM RSA DR. LIE DHARMAWAN. Pelayanan medis dalam RSA dilakukan cuma-cuma.
Baca Juga: Sonya Go Kembalikan Akupunktur untuk Kesehatan dan Kecantikan
"Ini merupakan rumah sakit apung pertama di Indonesia yang didirikan swasta, dan akan diikuti banyak rumah sakit lainnya," kata dr Lie, belum lama ini.
Bahkan, dari uangnya sendiri, lelaki 71 tahun itu membangun rumah sakit apung. Kemudian berlayarlah Lie Dharmawan mengunjungi pulau-pulau kecil di Nusantara, mengobati ribuan warga miskin yang tidak memiliki akses pada pelayanan medis.
Tujuan didirikannya RSA ini adalah untuk melayani masyarakat yang selama ini kesulitan mendapat bantuan medis dengan segera karena kendala geografis dan finansial, terutama untuk kondisi darurat, khususnya bagi masyarakat prasejahtera yang tersebar di kepulauan di Indonesia.
"Saat itu, ada anak kecil yang harus menempuh perjalanan panjang untuk bisa dioperasi. Dia sakit hemangioma atau tumor pembuluh darah. Dia datang, saya merasa kasihan. Tapi tidak ada darah dan tidak ada ICU. Saya merasa iba dan akhirnya saya lakukan operasi. Saya kerjakan dan anak itu akhirnya selamat. Sejak saat itu, saya bertekad untuk menghampiri mereka yang kesulitan mendapat perawatan medis," ujarnya.
Rumah Sakit Apung milik dr. Lie hanyalah sebuah kapal sederhana yang terbuat dari kayu, yang di dalamnya disekat-sekat menjadi bilik-bilik yang diperuntukkan untuk merawat pasien-pasien inap ataupun pasien-pasien pascaoperasi. Lie dijuluki dokter gila karena keberaniannya memakai kapal kayu mengarungi pelosok negeri untuk membantu mereka yang kurang mampu tetapi memerlukan pelayanan kesehatan segera.
Baca Juga: Enrico Soesila ke Belanda Demi Jadi Tukang Cukur
"Waktu itu saya menjual satu rumah untuk membeli kapal bekas. Saya sudah melakukan operasi besar dan kecil di rumah sakit itu," ungkapnya.