Gunter bukan satu-satunya yang memberikan saran untuk melawan perawatan kontroversial itu.
Baru-baru ini, American Congress of Obstetricians and Gynecologists mencatat dalam tinjauannya tentang peremajaan vagina dan prosedur vagina kosmetik bahwa terapi semacam itu tidak diterima sebagai praktik bedah rutin.
"Dokter yang menerima permintaan dari pasien untuk prosedur semacam itu, harus mendiskusikan dengan pasien mengenai alasan permintaannya dan melakukan evaluasi terhadap tanda atau gejala fisik yang mungkin mengindikasikan perlunya intervensi bedah," kata tinjauan tersebut. (Independent)
Baca Juga: Perdana, Perempuan Suntik Botox Miss V