Suara.com - HIV-AIDS terus menjadi masalah kesehatan global dan dipercaya telah menginfeksi lebih dari 35 juta jiwa di seluruh dunia. Pada 2016, diperkirakan ada sekitar 36,7 juta orang yang hidup dengan HIV dan jumlah tersebut terus meningkat.
Hingga kini, tercatat sudah ada 76,1 juta jiwa manusia yang terinfeksi virus HIV sejak epidemi penyakit tersebut muncul untuk yang pertama kali di dunia.
Sayangnya, belum ada obat atau metode paten yang dapat menyembuhkan orang yang terinfeksi HIV.
Meski begitu, penderita HIV-AIDS atau ODHA (Orang Dengan HIV-AIDS) dapat mengonsumsi ARV atau Antiretroviral. ARV sendiri merupakan obat yang dapat mengendalikan virus HIV sehingga ODHA dapat menikmati hidup yang produktif seperti orang kebanyakan.
Menurut hasil laporan perkembangan HIV-AIDS dari Ditjend Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan RI Triwulan 2 Tahun 2017, ada 255.527 penderita HIV-AIDS yang terdeteksi di Indonesia.
Sebanyak 72.4 persen dan kejadian HIV di Indonesia sendiri disebabkan oleh aktivitas seksual yang berisiko.
"Penanggulangan HIV-AIDS di Indonesia menghadapi berbagai macam tantangan yang kompleks, sehingga membutuhkan kerja sama dari semua pihak. Mulai dari cakupan pencegahan dan pengobatan HIV, penguatan kualitas pelayanan kesehatan, regulasi yang tepat dan efektif, juga penghapusan stigma dan diskriminasi," kata Direktur Pencegahan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan RI, dr. Wiendra Waworuntu M. Kes pada acara Peringatan Hari AIDS Sedunia #UbahHidupLo untuk Indonesia Sehat, di Jakarta, Senin, (27/11/2017).
Menariknya, diperkirakan ada 51 persen orang HIV tak mengetahui status mereka sebagai ODHA. Hal tersebut terjadi karena adanya kendala persepsi masyarakat di mana HIV-AIDS merupakan penyakit aib yang mematikan.
Akibatnya, banyak penderita HIV-AIDS tidak bersedia memeriksakan diri karena takut menerima stigma buruk.
Baca Juga: Positif HIV/AIDS, Hages: Jauhi Virusnya, Jangan Orangnya
"Untuk itu melalui kampanye #UbahHidupLo, mari bersama-sama menerapkan hidup sehat, untuk mewujudkan Indonesia sehat, Indonesia bebas HIV-AIDS di tahun 2030," tambah President Director DKT Indonesia, Juan Enrique Garcia dalam acara yang sama.
Provinsi DKI Jakarta masih menempati posisi pertama dengan jumlah infeksi HIV tertinggi di Indonesia dengan 48.502 jiwa.
Di tempa kedua Jawa Timur dengan 35.168 jiwa, dan ketiga Papua dengan 27.052 jiwa.