Suara.com - Posisi tidur ternyata bisa meningkatkan risiko Anda terkena penyakit GERD.
Dokter spesialis penyakit dalam gastroenterologist, FKUI RSCM, Ari Fahrial Syam SpPD mengatakan GERD merupakan kondisi dimana asam lambung naik hingga ke kerongkongan yang pada gilirannya memicu rasa terbakar pada bagian dada dan mulut terasa pahit.
Pada posisi tidur telentang, ia menambahkan, asam lambung bisa berbalik arah hingga mencapai kerongkongan. Itu sebabnya Ari menganjurkan untuk membatasi waktu makan minimal satu jam sebelum tidur agar asam lambung tidak naik hingga ke kerongkongan.
"Kalau posisi telentang berhubungan dengan gaya gravitasi. Makanya orang tua dulu jelasin kalau setelah makan nggak boleh langsung tidur. Karena kalau tidurnya telentang akan balik arah. Kalau tidur juga sebaiknya pakai bantal sehingga tidak langsung naik ke kerongkongan," ujarnya pada peluncuran aplikasi GERDQ di Jakarta, Kamis (16/11/2017).
Selain posisi tidur, sambung dia, faktor lainnya seperti obesitas, konsumsi alkohol, kebiasaan merokok, dan stres juga dapat meningkatkan risiko GERD. Jika tak tertangani dengan baik, asam lambung yang mengenai kerongkongan dalam jangka waktu tertentu dapat menyebabkan luka yang kemudian mengarah pada kondisi keganasan.
"Jadi bisa ke kanker kerongkongan dalam jangka panjang. Kapan? Ya kita nggak tahu. Jadi sebaiknya dicegah agar tidak mengarah ke keganasan," jelas Ari.
Leih lanjut ia mengatakan bahwa penelitian yang dilakukannya secara online pada 2013-2015 menemukan bahwa 57.5 persen dari total sampe 2045 orang mengalami GERD. Sekitar 38.7 perseb GERD bahkan sudah mengganggu kehidupan para responden.
"Itu sebabnya kita harus modifikasi gaya hidup agar tak terkena GERD dengan menghindari faktor risikonya," pungkas Ari.