Awas! Tiga Penyakit Kelamin Ini Paling Sering Dialami Perempuan

Ririn Indriani Suara.Com
Kamis, 16 November 2017 | 14:11 WIB
Awas! Tiga Penyakit Kelamin Ini Paling Sering Dialami Perempuan
Ilustrasi. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menurut Centers for Disease Control And Prevention, penyakit kelamin yang tidak mendapatkan pengobatan yang tepat dapat menyebabkan ketidaksuburan pada 24.000 perempuan setiap tahunnya.

Angka ini menunjukkan bahwa perempuan sangat rentan untuk mengalami penyakit kelamin yang kebanyakan ditularkan melalui hubungan badan. Ironisnya, penyakit ini ditularkan oleh pasangan resmi mereka (suami).

Mengenali tanda atau gejala penyakit kelamin pada perempuan sejak awal mencegah komplikasi berbahaya yang mungkin terjadi.

Apa saja penyakit kelamin pada perempuan yang umum terjadi, dan bagaimana cara mencegahnya? Berikut ulasan selengkapnya dari hellosehat.com.

1. Klamidia
Perempuan yang mengalami klamidia jumlahnya lebih besar dua kali lipat dibandingkan laki-laki. Klamidia adalah penyakit kelamin pada perempuan yang ditularkan melalui hubungan seks tanpa menggunakan kondom.

Sebagian besar kasus klamidia dialami oleh perempuan berusia muda yang aktif secara seksual. Seseorang yang memiliki klamidia kebanyakan tidak merasakan gejala apa pun saat awal tertular penyakit ini.

Namun setelah 1 sampai 3 minggu, biasanya gejala baru akan muncul. Meskipun sudah muncul, gejala klamidia seringkali diabaikan karena biasanya tidak parah dan segera berlalu.

Gejala yang muncul dapat berupa perdarahan ketika atau setelah selesai melakukan hubungan seks dan keluarnya cairan yang tidak biasa dari vagina. Selain itu, ada juga yang mengalami menstruasi lebih berat dari biasanya, perdarahan di antara masa menstruasi, dan rasa sakit pada perut bagian bawah. Klamidia disebabkan oleh bakteri chlamydia trachomatis.

Cara Mencegah klamidia
Ada beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk mencegah penularan penyakit kelamin pada wanita seperti klamidia, yaitu dengan menggunakan kondom saat berhubungan seksual dan tidak berbagi penggunaan alat bantu seks.

Pemakaian kondom memang tidak 100 persen menghilangkan risiko terkena infeksi, tapi setidaknya cara ini cukup efektif dalam mengurangi risikonya.

Selain itu, penularan klamidia juga dapat dicegah dengan cara membatasi jumlah pasangan seksual atau setia dengan satu orang pasangan saja. Jika Anda aktif melakukan hubungan seksual dengan lebih dari satu orang, maka Anda dianjurkan melakukan pemeriksaan secara rutin mengingat klamidia tidak menimbulkan gejala pada sebagian orang.

Perempuan juga disarankan untuk tidak terlalu sering membersihkan vagina, karena dapat mengurangi jumlah bakteri baik di dalamnya. Jumlah bakteri baik yang sedikit akan meningkatkan risiko infeksi dalam vagina.

Jika ingin membersihkan vagina, Anda bisa memilih pembersih vagina yang mengandung povidone-iodine. Pembersih kewanitaan yang mengandung povidone-iodine, bisa meningkatan bakteri baik pada vagina dan mencegah infeksi karena bakteri.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI