Suara.com - Setiap orang memiliki kebiasaan berbeda saat menghabiskan makanannya. Ada yang mengunyahnya lebih cepat, namun ada pula syang cenderung menikmati setiap sendok makanan dan butuh waktu lebih lama untuk menghabiskannya.
Sebuah studi terkini menemukan risiko dibalik pola makan yang cepat. Menurut penelitian yang dilakukan terhadap 1.083 orang dewasa berusia paruh baya, orang yang melahap makanan mereka dengan cepat cenderung memiliki kelebihan lemak di sekitar pinggang.
Bahkan, kebiasaan makan cepat ini juga bisa mengantarkan mereka pada risiko lima kali lipat lebih tinggi mengidap diabetes, stroke, penyakit jantung dibandingkan mereka yang mengunyah makanan lebih lambat.
"Kami menemukan bahwa si pemakan cepat lebih tinggi kadar gula darahnya dan memiliki lingkar pinggang yang lebih besar," ujar peneliti utama Takayuki Yamaji, ahli jantung dari Hiroshima University di Jepang dilansir dari laman Nypost.
Baca Juga: Jangan Simpan Antibiotik di Rumah, Ini Bahayanya!
Dalam penelitiannya, Yamaji mengatakan bahwa mereka yang memiliki kebiasaan mengunyah cepat berpeluang 11.6 persen lebih tinggi mengidap sindrom metabolik seperti diabetes dan penyakit jantung. Sebaliknya, bagi si pengunyah lambat risikonya hanya 2.3 persen.
Yamaji mengatakan orang dengan kebiasaan makan cepat biasanya tidak mudah merasa kenyang. Hal ini membuat mereka ketagihan untuk melahap makanan lainnya sehingga memicu peningkatan berat badan. Kadar glukosa pun melonjak drastis yang memicu resistensi insulin.
"Makan lebih lambat mungkin merupakan perubahan gaya hidup yang penting untuk membantu mencegah sindrom metabolik," katanya.