Jangan Simpan Antibiotik di Rumah, Ini Bahayanya!

Selasa, 14 November 2017 | 20:40 WIB
Jangan Simpan Antibiotik di Rumah, Ini Bahayanya!
Ilustrasi obat-obatan. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Seringkali masyarakat menganggap bahwa antibiotik adalah obat 'dewa' yang ampuh dalam menyembuhkan berbagai penyakit. Padahal penggunaan antibiotik yang tak sesuai dapat menimbulkan resistensi yang dapat berujung pada kematian.

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) menyebutkan bahwa banyak masyarakat yang tak menghabiskan antibiotik yang diresepkan dokter, karena merasa sudah sembuh. Kemudian sisa obat antibiotik ini disimpan sebagai cadangan jika sewaktu-waktu mengalami keluhan berulang.

"Kita sering mendapati antibiotik dikonsumsi tidak sesuai aturan pakai, disimpan untuk persediaan padahal obat itu bukan untuk disimpan. Antibiotik adalah obat keras karena penggunaan yang tidak tepat bisa memicu resistensi antimikroba," ujar Dirjen Farmakes Kementerian Kesehatan, Maura Linda Sitanggang dalam temu media di Jakarta, Selasa (14/11/2017).

Ketika bakteri resisten, sambung dia, maka kemampuan obat berkurang, infeksi bisa berlanjut dan menyebar. Bakteri yang harusnya dibunuh dengan antibiotik, justru tidak mampu dilemahkan dan memperburuk kondisi seseorang.

"Itu sebabnya obat antibiotik tidak diedarkan secara bebas. Pasien harus mendapat resep dokter untuk menebusnya. Jadi dari pihak apotek kalau pasien minta antibiotik tanpa resep seharusnya tidak diberikan," jelas Maura.

Ia memahami bahwa kesalahan dalam pemberian antibiotik juga bisa bersumber dari para dokter maupun tenaga kesehatan lainnya. Oleh karena itu ia pun meminta pasien agar lebih aktif menanyakan pada dokter apakah keluhannya bersumber pada virus atau bakteri.

Jika penyakit disebabkan infeksi virus maka pasien berhak menolak pemberian antibiotik. "Penyakit yang disebabkan bakteri antara lain TBC, disentri, typhus, gonorrhea. Kalau cuma batuk, flu, demam dan diare itu 90 persen penyebabnya virus. Jadi ketika sakit flu, batuk lalu dikasih antibiotik pasien harus tanya detail penyebabnya apa, dan haruskah diberi antibiotik," terangnya merinci.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI