Gejala Diabetes Melitus dan Bagaimana Penanganannya

Kusuma Suara.Com
Kamis, 02 November 2017 | 08:30 WIB
Gejala Diabetes Melitus dan Bagaimana Penanganannya
Gejala dan Penyebab Diabetes Melitus serta Bagaimana Cara Menanganinya
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Diabetes (diabetes melitus) adalah penyakit jangka panjang atau kronis yang ditandai dengan kadar gula darah (glukosa) yang jauh di atas normal. Diabetes ini bisa terjadi karena kurangnya insulin, insulin merupakan salah satu zat yang dihasilkan pankreas untuk dapat mengolah zat gula darah (glukosa) sehingga dapat menjadi suatu energi. Glukosa sangat penting bagi kesehatan kita karena merupakan sumber energi utama bagi otak maupun sel-sel yang membentuk otot serta jaringan pada tubuh kita. Indonesia sendiri termasuk dalam 10 negara terbesar penderita diabetes. Pada tahun 2013, penderita diabetes di Indonesia diperkirakan mencapai sekitar 8,5 juta orang dengan rentang usia 20-79 tahun. Tetapi kurang dari 50% dari mereka yang menyadarinya. Jumlah penderita diabetes melitus tiap tahun terus meningkat. Coba Anda perhatikan, pasti ada keluarga, teman, atau kenalan yang punya penyakit ini. Diabetes melitus atau diabetes tipe dua adalah penyakit yang sangat terkait dengan gaya hidup, yakni pola makan, olahraga, pola tidur yang tidak baik dan kegemukan. Timbulnya penyakit dan gejala diabetes melitus tidak mengenal usia. Karena dari usia muda hingga tua bisa mengalami penyakit serta gejala diabetes tersebut, apabila banyak orang yang berpendapat bahwa penyakit diabetes hanya di alami oleh orang-orang yang lanjut usia maka pendapat tersebut salah karena banyak orang-orang yang masih berusia muda sudah mengalami beberapa gejala diabetes. Saat ini banyak masyarakat yang sering mengeluh tentang gejala diabetes karena penyakit ini memang cukup membuat penderitanya menjadi tersiksa bahkan jumlah dari penderita diabetes selalu meningkat setiap tahunnya.

Penyakit ini memiliki dua jenis utama, yaitu diabetes tipe 1 dan tipe 2. Penderita diabetes tipe 1 sangat bergantung kepada insulin karena sistem kekebalan tubuh penderita akan menyerang dan menghancurkan sel-sel pankreas yang memproduksi insulin. Hal ini memicu peningkatan kadar glukosa sehingga terjadi kerusakan pada organ-organ tubuh. Hingga saat ini, penyebab di balik diabetes tipe 1 belum diketahui secara pasti. Penderita jenis diabetes ini umumnya berusia di bawah 40 tahun, biasanya muncul pada masa remaja atau anak-anak. Karena itu, diabetes tipe 1 juga disebut sebagai diabetes anak-anak. Diabetes tipe 1 lebih jarang terjadi dibandingkan dengan diabetes tipe 2. Di antara 10 orang penderita diabetes, diperkirakan hanya sekitar 1 orang yang mengidap tipe 1. Selain harus menerima suntikan insulin setiap hari, penderita diabetes tipe 1 juga disarankan untuk menjaga kadar glukosa dalam darah agar tetap seimbang. Misalnya dengan menerapkan pola makan sehat dan menjalani tes darah secara rutin. Diabetes tipe 2 merupakan jenis diabetes yang lebih umum terjadi. Sekitar 90 persen penderita diabetes di dunia mengidap diabetes tipe ini. Diabetes jenis ini disebabkan oleh kurangnya produksi insulin dalam tubuh atau sel-sel tubuh yang menjadi kurang sensitif terhadap insulin. Kekurangpekaan sel-sel tubuh ini dikenal dengan istilah resistensi terhadap insulin. Gejala diabetes melitus tipe ini biasanya dapat dikendalikan dengan pola makan sehat dan memantau kadar glukosa dalam darah. Tetapi, tetaplah waspada karena penyakit ini akan terus berkembang dalam tubuh dan lambat laun Anda akan membutuhkan langkah pengobatan. Diabetes tipe 2 sering dihubungkan dengan obesitas. Memang tidak semua orang yang mengidap obesitas akan otomatis menderita diabetes tipe 2. Tetapi, makin tinggi indeks massa tubuh seseorang, maka risiko diabetes tipe ini juga meningkat. Diabetes akibat obesitas umumnya menyerang para manula.

Apa Saja Gejala Diabetes Melitus?
Tentu tanpa Anda sadari bisa saja perilaku sehari-hari yang Anda lakukan bisa merupakan salah satu gejala diabetes melitus. Maka, yang perlu Anda cari tahu adalah apa saja gejala dari diabetes militus itu sendiri.

Beberapa tanda tanda dan gejala yang timbul dari diabetes melitus:

Baca Juga: Kenali Gejala Diabetes dengan 4P

1. Cepat haus
Gejala penyakit diabetes melitus pertama yaitu Polidipsia, adalah kondisi dimana seseorang merasakan haus yang berlebihan dan seringkali merupakan gejala awal diabetes. Terkadang seseorang akan merasa kering di daerah dalam mulut. Namun, gejala seperti ini tidak berarti seseorang pasti menderita diabetes karena orang yang melakukan aktivitas berat dan cuaca panas juga bisa membuat kita gampang haus. Namun, waspadai jika Anda masih tetap haus bahkan setelah banyak minum. Gampang haus terjadi karena kadar gula berlebih dalam darah menyerap air terus menerus dari jaringan sehingga membuatnya dehidrasi.

2. Banyak buang air kecil
Banyak minum berarti sering juga buang air kecil. Lebih sering buang air dari biasanya dan volume air seni yang abnormal dinamakan poliuria. Orang dewasa normalnya mengekskresikan satu sampai dua liter air seni setiap harinya. Jangan remehkan kondisi selalu ingin buang air kecil, terutama di malam hari. Dehidrasi parah akibat sering kencing dapat memengaruhi fungsi ginjal.

3. Cepat lapar
Gejala dm ketiga yaitu Poliphagia, adalah kondisi dimana seseorang mengalami rasa lapar yang berlebih dan merupakan satu dari tiga gejala utama diabetes. Kurangnya insulin untuk memasukkan gula ke sel membuat otot dan organ melemah dan tubuh kehabisan energi. Otak akan mengira kurang energi itu karena kurang makan sehingga tubuh berusaha meningkatkan asupan makanan dengan mengirimkan sinyal lapar.

4. Penurunan berat badan
Walau nafsu makan meningkat, penderita diabetes dapat mengalami penurunan berat badan, bahkan sangat drastis. Menjelang dewasa, berat badan manusia cenderung stabil dari tahun ke tahun. Turun atau naik 1-2 kilo adalah lazim, tapi berhati-hatilah bila perubahannya sampai 5 persen dari berat badan. Karena kemampuan metabolisme glukosa terganggu, tubuh akan menggunakan apapun lainnya sebagai 'bahan bakar', misalnya otot dan lemak sehingga orang akan tampak kurus  yang besar kemungkinan juga gejala penyakit diabetes mellitus.

5. Rasa lelah dan lemah yang tidak biasa
Kekurangan gula akan menyebabkan kekurangan energi. Kerja tubuh akan melambat dan malah membakar otot atau lemak selama beraktivitas.

Baca Juga: Komplikasi Diabetes Bisa Dicegah dengan Cara Ini

6. Pandangan kabur
Gula darah yang terlalu tinggi akan mengambil cairan dari tubuh, bahkan cairan dalam lensa mata. Dehidrasi jenis ini akan memengaruhi kemampuan berkonsentrasi dan berakhir pada kehilangan penglihatan total bila tidak dirawat dalam jangka waktu yang lama.

7. Pemulihan luka yang lama atau sering infeksi
Diabetes tipe 2 memengaruhi kemampuan tubuh untuk menyembuhkan luka atau melawan infeksi. Luka yang butuh berminggu-minggu untuk pulih berpotensi terkena infeksi dan membutuhkan pengobatan medis. Bila Anda sering mengalami ini, waspadalah akan penyakit di baliknya, termasuk diabetes.

8. Warna kulit gelap
Penderita diabetes tipe 2 memiliki bercak gelap, kulit lembek dan lipatan di badannya juga merupakan tanda dan gejala diabetes melitus. Kondisi ini bernama acanthosis nigricans. Biasanya bercak dan lipatan ini terdapat di daerah ketiak dan sekitar leher. Kondisi ini juga menandakan gangguan insulin.

9. Merasakan kesemutan atau kebas
Gejala kesemutan atau kebas akibat diabetes dikenal dengan Neuropati Diabetes yaitu terjadinya kerusakan saraf pembuluh darah dan terjadi penyempitan. Hal ini terjadi karena pembuluh darah yang rusak sehingga darah yang akan mengalir pada ujung-ujung syaraf anda bisa berkurang.

Bagaimana Penanganan Gejala Diabetes Melitus?

Penanganan diabetes melitus dibutuhkan suatu inisiatif dan keteraturan. Dari memeriksakan kadar gula darah hingga kaki setiap hari, dengan melakukan peran aktif untuk penanganan diabetes dapat mencegah atau setidaknya mengurangi komplikasi. Meskipun terbilang membutuhkan waktu untuk menangani diabetes militus ini, tapi sebenarnya diabetes adalah penyakit yang perkembangannya berjalan lambat dibanding penyakit kronik lainnya. Perjalanan penyakit ini bisa terjadi selama berbulan-bulan, bahkan tahunan. Gejalanya pun muncul secara bertahap, hingga kadang sulit dideteksi. Lalu, bagi Anda yang sudah merasakan adanya gejala diabetes melitus, perlu melakukan penanganan agar diabetes tidak semakin parah.

Beberapa cara melakukan penanganan diabetes melitus:

1. Lakukan pemeriksaan fisik setiap tahun

Selain pemeriksaan rutin untuk mengawasi perawatan diabetes, lakukan juga pemeriksaan fisik sekali setahun. Dokter akan mencari masalah yang dapat terjadi akibat penyakit ini seperti komplikasi pada mata, ginjal dan jantung.

2. Periksa mata setahun sekali

Pergi ke spesialis mata sekali tiap tahun dapat membantu untuk mendeteksi masalah penglihatan yang berkaitan dengan diabetes untuk dapat mendeteksi secara dini, sehingga lebih mudah ditangani maupun dicegah. Bila menderita diabetes dengan tekanan darah tinggi, penyakit ginjal atau kolesterol, mungkin diperlukan pemeriksaan ke spesialis mata lebih dari sekali dalam setahun.

3. Temui dokter gigi setahun dua kali

Kadar gula darah yang tinggi mengganggu sistem kekebalan tubuh, membatasi kemampuan tubuh untuk berperang dengan bakteri dan virus yang menyebabkan infeksi. Karena mulut penuh dengan bakteri, maka infeksi juga dapat terjadi pada gusi. Oleh sebab itu sangat dianjurkan untuk menemui dokter gigi setahun dua kali untuk memeriksakan kesehatan mulut dan gigi.

4. Vaksinasi tepat waktu

Selalu up to date terhadap vaksinasi yang dapat membantu mencegah terjadinya komplikasi akibat diabetes. Contohnya adalah Vaksinasi flu tahunan. Berapapun usia, maka penderita diabetes akan rentan terkena influenza daripada yang tidak menderita diabetes. Penderita diabetes rentan terserang flu daripada orang yang tidak menderita diabetes. Karena diabetes pula, maka flu dapat berkembang menjadi komplikasi yang serius, termasuk diabetic ketoacidosis (DKA) dan sindrom hiperosmolar. Vaksin untuk radang paru. Hampir tiap dokter akan merekomendasikan pada penderita diabetes untuk vaksinasi radang paru-paru. Apabila telah menderita komplikasi akibat diabetes atau berusia lebih dari 65 tahun maka akan dibutuhkan vaksinasi ulang setiap 5 tahun. Vaksinasi lainnya, selalu up to date terhadap vaksinasi tetanus juga jangan lupa untuk vaksinasi ulang setiap 10 tahun. Vaksinasi hepatitis B juga sangat penting.

5. Rawat kebersihan dan kesehatan kaki

Penderita diabetes beresiko tinggi untuk menderita penyakit pada kaki dalam dua cara yaitu: Diabetes dapat merusak syaraf-syaraf di kaki (neuropathy), mengurangi sensasi nyeri. Ini berarti dapat terjadi ruam dan memar tanpa menyadarinya. Diabetes dapat menyempitkan atau menutup arteri (atherosklerosis), mengurangi aliran darah menuju kaki. Dengan kurangnya darah untuk memberi makan jaringan di kaki, maka luka akan semakin sulit untuk sembuh. Sayatan yang tersembunyi atau luka kecil yang terlindung oleh sepatu atau kaus kaki dapat dengan cepat berkembang menjadi luka yang serius.

6. Jangan merokok

Orang yang mengidap diabetes dan merokok sering kali ditemukan meninggal karena serangan jantung, stroke dan penyakit lainnya daripada penderita diabetes yang tidak merokok. Hal ini karena merokok menyempitkan pembuluh darah, serta menurunkan aliran darah menuju kaki. Penyempitan arteri meningkatkan resiko dari serangan jantung dan stroke, dan juga membuat luka menjadi lebih sukar untuk sembuh. Merokok meningkatkan resiko untuk kerusakan syaraf dan penyakit ginjal. Merokok juga mengganggu sistem kekebalan tubuh, sehingga membuat lebih rentan terhadap infeksi pernafasan dan influenza.

7. Minum aspirin tiap hari

American Diabetes Association (ADA) merekomendasikan para pengidap diabetes untuk mengkonsumsi aspirin setiap hari satu kali karena dapat mengurangi resiko terkena serangan jantung. Dosis yang direkomendasikan adalah mulai dari 81 mg sehari,hingga 325 mg sehari. Mengkonsumsi lebih dari jumlah tersebut tidak akan meningkatkan keuntungannya. Konsultasikan pada dokter untuk meyakinkan apakah aspirin aman untuk diminum harian, bila iya, cari tahu berapa banyak dosis aspirin yang harus digunakan.

8. Awasi tekanan darah

Sama seperti diabetes, tekanan darah yang tinggi juga dapat merusak pembuluh darah. Bila kedua keadaan ini muncul, maka dapat terjadi serangan jantung, stroke atau kondisi lain yang mengancam jiwa. Untuk orang dewasa dengan atau tanpa diabetes, tekanan darah normal adalah 120/80 mmHg. Bila anda memiliki tekanan darah tinggi atau diabetes, ADA merekomendasikan untuk mendapatkan perawatan yang bertujuan agar tekanan darah tidak lebih dari 130/80 mmHg. Kebiasaan hidup sehat yang dapat mempertahankan kadar gula darah yaitu makan makanan yang seimbang dan olah raga yang rutin dapat pula menurunkan tekanan darah. Menurunkan jumlah garam (natrium) dalam makanan yang dikonsumsi sehari-hari dan membatasi jumlah alkohol juga penting untuk mengontrol tekanan darah.

9. Memeriksa kadar gula darah

Mengatur kadar gula darah merupakan hal yang paling penting untuk merasa lebih baik dan mencegah komplikasi lebih lanjut dari diabetes. Dengan mengawasi kadar gula darah dan tetap menjaganya normal, maka akan mengurangi resiko kerusakan mata, ginjal, pembuluh darah dan syaraf.

10. Penanganan stress

Stress dapat meningkatkan produksi hormon yang dapat memblokir efek dari insulin, yang menyebabkan kadar gula darah meningkat. Bila sedang terserang stress, maka akan sulit untuk merawat diri sendiri maupun mengelola diabetes. Anda mungkin tidak sempat untuk mengkonsumsi makanan yang dianjurkan, memeriksa kadar gula darah, berolah raga atau minum obat seperti yang telah diresepkan. Stress yang berkepanjangan juga dapat menyebabkan depresi oleh sebab itu penanganan stress yang baik sangat dibutuhkan.

Itulah beberapa informasi mengenai gejala diabetes melitus dan cara penanganan diabetes melitus, namun Anda juga harus mencoba manfaat semut jepang bila anda membutuhkan alternatif dalam penanganan diabetes. Mulai sekarang Anda harus lebih memperhatikan kondisi kesehatan Anda. Banyak hal yang bisa dilakukan salah satunya dengan rutin melakukan pengecekan kesehatan. Karena penanganan diabetes dibutuhkan suatu inisiatif dan keteraturan. Dari memeriksa kadar gula darah hingga kaki setiap hari, dengan melakukan peran aktif untuk penanganan diabetes dapat mencegah atau setidaknya mengurangi komplikasi. Karena penyakit diabetes melitus ini terjadi akibat gaya hidup Anda yang tidak sehat. Agar bisa terhindar dari penyakit diabetes, Anda harus beraktivitas sebab aktivitas fisik yang anda lakukan mampu menurunkan gula darah dan meningkatkan sensitivitas terhadap insulin. Gaya hidup sehat yang seringkali diabaikan oleh kebanyakan orang membuat timbulnya penyakit yang bisa merugikan kesehatan tubuh. Berbagai penyakit muncul dengan berbagai faktor dan salah satunya karena asupan makanan yang tidak seimbang. Menderita penyakit diabetes memang begitu menyiksa. Sebab jika Anda terkena penyakit ini, Anda sangat dibatasi dalam kegiatan sehari-harinya hingga dalam mengkonsumsi makanan pun anda juga dibatasi. Ada baiknya anda mencegah lebih awal sebelum terkena resiko penyakit diabetes. Gaya hidup sehat dan seimbang juga perlu Anda terapkan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI