Suara.com - Tingginya angka penderita penyakit tidak menular seperti penyakit jantung ternyata juga disebabkan oleh kekurangan zat gizi mikro.
Direktur Jenderal Farmasi dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, Maura Linda Sitanggang mengatakan bahwa mengonsumsi makanan yang lengkap ternyata belum tentu cukup memenuhi kebutuhan zat gizi mikro.
"Kekurangan mikro nutrien juga menjadi faktor risiko untuk noncommunicable disease. Jadi, banyak kasus orang tidak sadar kalau mereka kekurangan zat gizi mikro sehingga meningkatkan risiko penyakit jantung ketika dewasa," ujar dia dalam temu media EAT Asia Pasific Competence Forum di Jakarta, Selasa (31/10/2017).
Untuk itu, lanjut Maura, perlu dilakukan intervensi sesuai dengan status nutrisi dan permasalahan kesehatannya seperti suplementasi, fortifikasi dan biofortifikasi, pendidikan nutrisi, diversifikasi pangan, dan penyediaan pangan.
Selain itu ia menyebut bahwa pangan fungsional dan fitokimia yang terdapat pada buah dan sayur bisa menjadi alternatif dari strategi baru untuk memenuhi kebutuhan zat gizi mikro.
"Ke depan perlu dikembangkan teknologi dan riset untuk menemukan bagaimana memanfaatkan pangan sisa untuk memenuhi kebutuhan miktonutrient. Misalnya kulit manggis kan nggak bisa dimakan padahal makronutrient di dalamnya," jelas Maura.