Suara.com - Asia Pasifik merupakan kawasan yang memiliki penduduk terbanyak di Dunia. Salah satu isu yang membayangi kawasan dengan populasi padat adalah ketahanan pangan.
Perubahan iklim dan lahan yang berkurang menjadi alasan munculnya kekhawatiran terhadap pasokan pangan yang tidak mencukupi. Untuk membahas berbagai hal mengenai isu ketahanan pangan, EAT menyelenggarakan Asia Pacific Food Forum atau Forum Pangan Asia Pasifik.
Dr Usman Mushtaq selaku member of EAT Board of Trustees mengungkapkan, ini merupakan forum pertama yang diselenggarakan di kawasan regional Asia Pasifik dalam periode 10 Tahun Aksi PBB untuk Nutrisi (2016-2025). Indonesia dipilih menjadi tuan rumah pada Forum Pangan Asia Pasifik pertama yang rencananya dihelat pada 30-31 Oktober 2017.
"Forum ini akan mempertemukan semua stakeholders di bidang kesehatan, lingkungan hidup dan sistem pangan seperti pemerintah, ilmuwan, NGOs, politisi, dan pelaku bisnis dari berbagai negara untuk bersama-sama mencari jalan keluar terhadap ancaman ketahanan pangan yang menimpa berbagai negara di dunia," ujar dia dalam temu media di Jakarta, Jumat (27/10/2017).
Baca Juga: Jaga Ketahanan Pangan, Saatnya Kaum Muda Beraksi di FYI
Dalam kesempatan sama, Menteri Kesehatan RI, Nila Farid Moeloek, menyatakan populasi penduduk dunia terus bertambah berbanding lurus dengan pertambahan kebutuhan pangannya juga yang terus meningkat. Itu sebabnya Menkes Nila mendorong para pemangku kepentingan lainnya untuk mengantisipasi segala perubahan yang ada termasuk dalam sektor ketahanan pangan.
"Manusia yang begitu banyak, tapi lahan yang akan digunakan untuk ketahanan pangan berkurang, ditambah dengan perubahan iklim, tentu kita harus berpikir lebih antisipatif ke depan," tambah Menkes Nila.
Lebih lanjut, dia mengungkapkan, ada tiga permasalahan pangan yang sering dibicarakan di tingkat global, antara lain food security, obesity dan food-waste (makanan yang dibuang-buang). Sementara itu, Indonesia mengalami double burden, yakni masih ditemukannya permasalahan malnutrisi dan stunting di samping permasalahan obesitas dan food-waste yang juga mulai mengemuka.
"Karena itu, kita mencoba menyatukan pemikiran mengenai ketahanan pangan. Tidak hanya berpikir untuk barat ke timur, utara ke selatan, tetapi kita berpikir ketahanan pangan secara global," lanjut Menkes Nila.
Staf Khusus Menteri Kesehatan Bidang Peningkatan Kemitraan dan Sustainable Develompent Goals (SDGs), Diah Satyani Saminarsih, menyatakan Forum Pangan Asia Pasifik ini bersifat informal dan bukan untuk menghasilkan sebuah komitmen atau kesepakatan bersama atau sebuah kebijakan sebagai hasil akhir.
Baca Juga: Peningkatan Penularan HIV di Filipina Tertinggi di Asia Pasifik
Meski begitu, pihaknya mengatakan, forum ini merupakan kesempatan berharga mengingat lima kementerian akan duduk bersama untuk membicarakan sektor ketahanan pangan dari berbagai aspek.
"Ada lima menteri dari berbagai bidang yang akan berpartisipasi aktif, antara lain ada Menteri Kesehatan, Menteri Keuangan, Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup, Bapenas, Menteri Luar Negeri, dan Menko PMK. Berkumpulnya para pemangku kepentingan ini kami harap impactnya tidak hanya se-Asia Pasifik tapi juga di Indonesia," tandasnya.