Suara.com - Upaya deteksi dini kanker payudara kerap digaungkan untuk mencegah kematian akibat kanker payudara. Hal ini mengingat bahwa kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak diidap perempuan dengan jumlah kematian yang cukup tinggi.
Data Kementerian Kesehatan 2016 menunjukkan bahwa 70 persen kasus kanker payudara ditemukan pada stadium lanjut dengan angka kematian 21.5 per 100 ribu pasien.
Padahal menurut Dr. dr. Sonar Soni Panigoro SpBOnk(K) dari RS Kanker Dharmais, jika ditemukan pada stadium dini yakni nol, angka harapan hidup pasien bisa mencapai 100 persen. Itulah alasannya mengapa masyarakat khususnya kaum hawa diimbau untuk melakukan deteksi dini kanker payudara melalui sadari maupun sadanis.
"Kalau stadium 0 itu hampir kayak tumor jinak artinya sudah ada sel kanker tapi belum merembet kemana-mana masih di cangkangnya. Penanganannya juga cukup dengan operasi nggak perlu kemoterapi," ujar dia pada Konferensi Pers “Bebaskan Indonesia dari Kanker Payudara Stadium Lanjut 2030” di Jakarta, (24/10/2017).
Meski berukuran masih sangat kecil, kata Sonar, kanker payudara stadium nol bisa dideteksi dengan alat USG maupun mamografi. Sayangnya masih banyak kaum hawa yang takut memeriksakan kondisi payudaranya untuk mendeteksi ada tidaknya kanker.
"Masih sangat jarang ditemukan kanker payudara stadium 0 di Indonesia. Rata-rata datang dengan kondisi stadium 1. Kalau di luar negeri, 20 persen datang dengan stadium 0, karena kesadaran untuk sadari dan sadanis sudah cukup tinggi disana," tambah dia.
Secara umum, tambah Sonar, intervensi pada perjalanan penyakit kanker payudara ada empat, yaitu tiga tahap pencegahan dan satu tahap pengobatan.
Pencegahan terdiri dari pencegahan primer, yaitu bagaimana mencegah seseorang sehat agar tidak menderita kanker. Sayangnya, pencegahan ini tidak mungkin mencegah kejadian kanker 100 persen. Efektivitasnya hanya 30 persen sehingga perlu dilakukan pencegahan sekunder, yaitu melakukan pencegahan sekunder dengan deteksi ini.
Pencegahan sekunder tujuannya menemukan kasus kanker di tahap sangat dini sehingga diharapkan tidak menjadi lanjut, karena dapat segera diterapi.
Sedangkan pencegahan ketiga adalah pencegahan tersier yaitu mengobati penderita kanker payudara dengan benar, baik pada stadium lanjut maupun stadium dini.
"Sayangnya masih ditemukan kendala dalam akses pengobatan standar untuk kanker payudara. Misalnya, BPJS tidak mengcover seluruh siklus optimal pengobatan. Ada terapi yang seharusnya diberikan pada stadium dini selama 16 kali, hanya dicover 8 kali dan itupun untuk stadium lanjut," terangnya.
Tahap terakhir dalam perjalanan kanker payudara, tambah dr Sonar adalah perawatan paliatif, yaitu mengurangi nyeri pasien sehingga pasien meninggal dengan bermartabat.
Ketahuan saat Stadium Nol, Kanker Payudara Bisa Sembuh 100 Persen
Selasa, 24 Oktober 2017 | 14:11 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
BERITA TERKAIT
Kanker Payudara Mengancam! Jaga Berat Badan Stabil Setelah Usia 35 Tahun
16 Desember 2024 | 19:15 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI
Health | 17:32 WIB
Health | 17:24 WIB
Health | 16:40 WIB
Health | 17:20 WIB
Health | 17:07 WIB
Health | 16:50 WIB
Health | 08:41 WIB
Health | 08:26 WIB
Health | 07:12 WIB