Suara.com - Depresi merupakan salah satu masalah paling umum dan paling dahsyat yang dialami oleh perempuan. Bagi mereka yang tidak sadar, perempuan dua kali lebih mungkin mengalami depresi klinis dibandingkan laki-laki. Bahkan satu dari empat perempuan cenderung mengalami episode depresi berat di beberapa titik dalam kehidupan mereka.
Temuan penelitian tersebut menunjukkan, risiko kematian terkait depresi menguat pada tahun-tahun setelah episode depresi.
"Selama beberapa tahun terakhir di mana risiko kematian perempuan meningkat secara signifikan, peran telah berubah secara dramatis, baik di rumah maupun di tempat kerja. Dan banyak perempuan memiliki banyak tanggung jawab, serta harapan," kata Ian Colman dari University of Ottawa.
"Awalnya asosiasi itu terbatas pada laki-laki. Tapi di tahun-tahun berikutnya juga terlihat bagi perempuan," ungkap Stephen Gilman dari Institut Kesehatan Anak dan Kesehatan Manusia Eunice Kennedy Shriver di Maryland, AS.
Baca Juga: Cegah Depresi, Cukup Olahraga Satu Jam Setiap Minggu
Untuk penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal CMAJ, tim tersebut melihat 60 tahun data kesehatan mental pada sekitar 3.410 orang dewasa dari wilayah di Atlantik, Kanada. Kemudian tim tersebut menghubungkan data dengan kematian di Canadian Mortality Database.
Meski depresi juga dikaitkan dengan pola makan yang buruk, kurang berolahraga, merokok, dan konsumsi alkohol maupun semua faktor yang dapat menyebabkan kondisi kesehatan kronis. Namun, para peneliti mencatat, data tidak menjelaskan peningkatan risiko kematian akibat depresi.
Untuk itu, tim peneliti menghimbau dokter keluarga harus memantau pasien yang menderita gangguan mood, terutama episode depresi berulang, sehingga mereka dapat menawarkan perawatan dan dukungan.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), depresi merupakan gangguan mental yang umum, ditandai oleh kesedihan, kehilangan minat atau kesenangan, perasaan bersalah atau rendah diri, terganggu tidur atau nafsu makan, perasaan capek, dan konsentrasi yang buruk.
"Depresi bisa berlangsung lama atau berulang, sangat mengganggu kemampuan seseorang untuk berfungsi di tempat kerja atau sekolah atau menghadapi kehidupan sehari-hari. Yang paling parah, depresi bisa menyebabkan bunuh diri," ungkapnya.
Baca Juga: Psikolog: Nikah Muda Bisa Picu Depresi hingga Bunuh Diri
Lalu, bagaimana depresi mempengaruhi laki-laki dan perempuan dengan cara yang berbeda?
Gejala tertentu yang lebih sering muncul pada perempuan dibandingkan laki-laki, adalah gangguan afektif musiman seperti depresi pada musim dingin karena kadar sinar matahari lebih rendah. Selain itu, perempuan lebih cenderung mengalami gejala depresi atipikal.
Artinya, gejala depresi 'normal' terlihat pada laki-laki - seperti kurang tidur, kehilangan nafsu makan, kehilangan berat badan. Perempuan dengan depresi mungkin, pada kenyataannya, akan lebih banyak tidur, lebih banyak makan dan menambah berat badan.
Perasaan bersalah terkait depresi juga lebih lazim pada perempuan. Perbedaan gender dalam tingkat depresi ini ditemukan di sebagian besar negara di seluruh dunia. (Zeenews)