Suara.com - Keputihan adalah salah satu kondisi yang sudah sering dialami setiap perempuan. Menurut dr. Irmanida Batubara dari tim Pusat Studi Biofarmaka Tropika IPB, keputihan bisa terjadi karena adanya infeksi bakteri, maupun non infeksi.
Biasanya, keputihan muncul akibat dari tidak terjaganya kebersihan area kewanitaan dengan baik, sehingga membuat jamur dan bakteri tumbuh berlebihan.
"Karena penyebab keputihan adalah infeksi bakteri, maka dapat diatasi dengan mengendalikan pertumbuhan bakteri di organ intim. Beberapa bahan alami dapat dimanfaatkan sebagai antiseptik dan antibakteri. Salah satunya daun sirih," ujar dia dalam talkshow bersama Resik-V Godogan Daun Sirih beberapa waktu lalu.
Daun sirih, kata dr. Irma, memang sudah dikenal sejak jaman dahulu sebagai obat trandisional yang memiliki sejuta khasiat, salah satunya ialah sebagai cairan antiseptik dan antibakteri di organ intim.
Lebih lanjut dr. Irma menjelaskan, bahwa ada kandungan bioaktif di dalam daun sirih, yang memiliki sifat antibakteri, yakni minyak atsiri. Minyak atsiri mengandung senyawa chavibetol (betelphenole), catechol, cadinene, carvacrol, caryophyllene, chavicol, 1.8-cineol, estragole, eugenol, methyleugenol, pyrocatechin, terpinyl acetate dan lainnya.
Semuanya, kata dia bersifat antibakterial dari berbagai bakteri, termasuk E. coli, Streptococcus pyogenes, dan S. aureus. Selain antibakteri, daun sirih juga bersifat antijamur.
Istimewanya, lanjut dia, ramuan daun sirih juga sangat aman digunakan setiap hari untuk membersihkan area kewanitaan. Ini dikarenakan, daun siri memiliki profil baktariosit untuk menghambat pertumbuhan bakteri.
Sebuah penelitian juga menunjukan, daun sirih memiliki sifat MIC (minimum inhibitory concentration) atau konsentrasi hambat minimum.
"Profil baktariosit ini beda dengan bakterisidal. Bakterisidal adalah kemampuan membunuh bakteri. Sementara daun sirih adalah baktariosit. Yang tidak boleh digunakan ke vagina itu adalah cairan antiseptik bakterisidal ini, karena dapat memusnahkan semua bakteri, termasuk bakteri baik," jelas dia.
Area kewanitaan, tambah dia, secara normal memerlukan bakteri baik jadi yang harus dijaga, untuk mengendalikan jumlah bakteri yang merugikan.