Jangan Suka Memuji Anak Pintar, Ini Alasannya

Sabtu, 21 Oktober 2017 | 12:52 WIB
Jangan Suka Memuji Anak Pintar, Ini Alasannya
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kalau Anda memunyai buah hati yang pintar menggunakan pikiran untuk melakukan sesuatu hal, jangan terburu-buru senang dulu.

Sebab, seperti dilansir New York Post, studi menunjukkan anak yang pintar menggunakan akalnya berkecenderungan memunyai sifat tak jujur dan melakukan kecurangan untuk menang.

Temuan ini didapat peneliti Hangzhou Normal University. Mereka mengatakan, orang tua seharusnya memberi apresiasi atas kemampuan anaknya dibandingkan memuji mereka sebagai anak yang pintar.

Baca Juga: Anies Dambakan Jakarta Punya Tempat Sejuk seperti di Puncak

Sebab, ketika dipuji sebagai anak pintar, mereka akan menyadari harus hidup sesuai harapan orang lain. Ketika hal ini tak tercapai, mereka tidak segan-segan untuk melakukan kecurangan.

"Tekanan tersebut mungkin membuat anak merasa mereka perlu terus berprestasi untuk memenuhi harapan orang lain. Bahkan, kalau diperlukan, mereka akan menipu," kata Profesor Li Zhao dari Hangzhou Normal University.

Untuk mendapatkan temuan ini, peneliti di Toronto mengumpulkan anak-anak berusia 3-5 tahun untuk bermain tebak-tebakan.

Ketika anak-anak melakukannya secara baik, sebagian anak dipuji menggunakan kata “pintar”. Sementara sebagian lainnya dipuji menggunakan diksi “hebat”.

Peneliti lantas meninggalkan ruangan dan menginstruksikan anak-anak untuk terus bermain dan mengingatkan mereka untuk tidak mencontek. Peneliti terus memantau aktivitas mereka melalui kamera tersembunyi.

Baca Juga: Menteri PUPR Resmikan "Underpass" Simpang Mandai di Sulsel

Hasilnya, mereka yang dipuji sebagai “anak pintar” jauh lebih sering mencontek dibandingkan yang dipuji sebagai “anak hebat”.

Peneliti mengatakan, pujian dapat merusak motivasi anak untuk belajar terutama saat menghadapi kesulitan.

"Efek negatif dari pujian dapat membuat anak berlaku curang atau tidak jujur,"  sambung Profesor Gail Heyman dari University of California di San Diego.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI