Suara.com - Sebuah studi terbaru yang dipublikasikan dalam jurnal Mayo Clinic Proceedings menunjukkan bahwa olahraga berlebihan bisa saja memicu risiko kematian. Ya, menurut pakar kesehatan, para 'penggila' olahraga mungkin memiliki risiko kalsifikasi arteri koroner atau CAC yang lebih tinggi daripada rata-rata orang kebanyakan. Tetapi kata para ahli, orang tidak perlu khawatir akan hal tersebut secara berlebihan.
Sebuah tim peneliti, yang dipimpin oleh ilmuwan dari University of Illinois dan Kaiser Permanente, melacak kebiasaan berolahraga lebih dari 3.000 orang selama 25 tahun. Mereka dibagi menjadi tiga kelompok berdasarkan apakah mereka memenuhi pedoman aktivitas fisik yaitu latihan selama 150 menit per minggu, kurang, atau bahkan melampaui 150 menit.
Anehnya, dibandingkan dengan orang-orang yang berolahraga secara normal, mereka yang berolahraga lebih dari 7,5 jam per minggu, memiliki risiko 27 persen lebih tinggi untuk mengembangkan kondisi CAC pada usia paruh baya. Bahkan orang kulit putih atau kaukasoid dalam kategori ini sangat berisiko dengan peluang 86 persen lebih tinggi untuk CAC.
Hal tersebut terjadi, karena adanya penumpukkan kalsium pada orang-orang yang bermasalah pada jantung saat terlalu sering berolahraga. Hasilnya mungkin tampak seperti alasan untuk menghindari olahraga.
Namun olahraga umumnya baik untuk jantung, dan orang biasanya membutuhkan olahraga lebih sering dibanding kurang. "Studi ini tidak berlaku untuk 99 persen orang," kata Dr. Deepak Bhatt, direktur eksekutif layanan kardiovaskular intervensi di Brigham and Women's Hospital Boston dilansir Time.
Kebanyakan orang, lanjut dia, tidak mencapai range latihan ini. Masalah di A.S adalah kebalikannya, kebanyakan orang tidak mendapatkan jumlah tepat latihan yang disarankan. Bahkan kata Dr. Aaron Baggish, direktur program kinerja kardiovaskular di Massachusetts General Hospital, jika seorang olahragawan hardcore memiliki lebih banyak penumpukan kalsium, masih belum jelas apakah itu dapat merusak jantung.
Meski hasilnya menarik, penelitian ini tidak benar-benar menunjukkan bahwa penggemar olahraga memiliki risiko tinggi terkena CAC dan terus mengalami serangan jantung atau masalah kesehatan lainnya.
Ini juga berarti, terlalu dini untuk mengatakan apakah olahraga ekstrem benar-benar dapat menyebabkan masalah jantung. Dokter pada dasarnya mengetahui bahwa penumpukan kalsium di jantung pada orang-orang yang tidak banyak duduk merupakan pertanda buruk.
Namun Baggish mengatakan bahwa tidak jelas apakah itu benar-benar hanya terjadi pada orang yang sangat aktif. Tubuh dipercaya dapat menyebarkan kalsium untuk memperbaiki luka dan pembengkakan, pelari maraton, atlet dan pesenam reguler lainnya dapat mengumpulkan kalsium saat tubuh pulih dari stres dan itu tidak berarti dapat menyebabkan masalah.
"Pikirkan arthritis di lutut Anda. Jika Anda aktif, bugar dan sehat, kemungkinan besar Anda akan memiliki fungsi lutut yang baik di kemudian hari daripada jika Anda duduk-duduk dan Anda kelebihan berat badan dan tidak sehat. Anda mungkin benar-benar memiliki kalsium di lutut seperti seseorang yang Duduk di sofa, tapi fungsinya akan lebih baik, lutut Anda bertahan lebih lama dan Anda merasa lebih baik," kata Baggish merinci.
Namun, ia juga mengatakan bahwa penelitian sebelumnya telah menunjukkan adanya hubungan antara latihan yang berlebihan dan ketegangan pada jantung. "Semuanya terbaik dalam moderasi (batas aman). Pengerahan tenaga yang berlebihan, terutama dari waktu ke waktu, tidak baik untuk jantung," kata Bhatt.
Dan, olahraga ringan mungkin adalah jalan terbaik untuk kesehatan kardiovaskular yang baik.
Olahraga Berlebihan Bisa Sebabkan Kematian?
Jum'at, 20 Oktober 2017 | 21:38 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
BERITA TERKAIT
Biar Masyarakat Rajin Olahraga, RK Mau Pasang Alat Gym di Ruang Publik jika Jadi Gubernur Jakarta
13 November 2024 | 18:10 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI
Health | 20:00 WIB
Health | 19:46 WIB
Health | 18:44 WIB
Health | 17:13 WIB
Health | 15:12 WIB
Health | 15:00 WIB
Health | 11:00 WIB
Health | 10:43 WIB