Suara.com - Penyakit cacingan merupakan salah satu masalah utama, dan menjadi ancaman masyarakat dunia. Berdasarkan data dari Badan Kesehatan Dunia, WHO, tercatat sekitar 1,5 miliar penduduk dunia atau setara 24 persen populasi dunia secara keseluruhan mengidap infeksi cacingan.
Di Indonesia, Kementerian Kesehatan melalui data dari Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kemenkes menunjukkan rata-rata prevalensi kasus cacingan di Indonesia mencapai 28,12 persen.
Meski begitu, angka tersebut dianggap kurang menggambarkan kondisi sebenarnya karena masih banyak daerah memiliki tingkat pravelensi cacingan di atas 50 persen.
Seperti di Batanghari, Jambi, di mana tingkat prevalensi cacingan ada pada angka 58,18 persen dan Gunung Mas di Kalimantan Tengah di mana prevalensi cacingan ada pada angka 76,67 persen.
Baca Juga: Minum 1,5 Liter Air Sehari Turunkan Risiko Infeksi Saluran Kemih
"Cacingan bisa menyerang semua orang. Bukan hanya orang di pedesaan, bukan hanya orang miskin, atau orang-orang tidak berdaya," kata Head of Medical Affairs, PT Johnson & Johnson Indonesia, dr. Rospita Dian, dalam acara Gerakan Waspada Cacingan di kawasan Jakarta Selatan, Selasa (17/10/2017).
Lebih lanjut, Dian mengungkapkan, dari semua orang, anak-anak adalah sosok yang paling rentan terinfeksi cacingan. Dalam data yang dikeluarkan oleh WHO pada 2013, dikatakan ada 67 juta anak Indonesia membutuhkan pengobatan pencegahan infeksi cacingan. Data tersebut menurun pada 2016 lalu di mana 55 juta anak Indonesia perlu mendapatkan tindakan pencegahan.
Dian mengatakan, ada empat jenis cacing yang hidup subur di daerah tropis seperti Indonesia yaitu cacing kremi, cacing gelang, cacing cambuk, dan cacing tambang.
"Jika sudah berat (infeksi cacingan), akan ada gangguan pada pencernaan seperti diare dan rasa begah pada perut," tandasnya.
Baca Juga: Gula dalam ASI Dapat Jauhkan Bayi Terpapar Infeksi Bakteri