Suara.com - Sakit dan menderita saat menstruasi menyebabkan jutaan perempuan membutuhkan waktu luang saat mereka bekerja. Begitu berdasarkan sebuah berita yang telah terungkap.
Perhitungan menunjukkan, setidaknya 5,581,186 hari dihabiskan setiap tahunnya karena mereka merasa sakir saat menstruasi, kondisinya bahkan membebani ekonomi Inggris sebesar 531 juta poundsterling .
Satu dari lima perempuan menderita masa-masa sulit saat hari menstruasi, 73 persen mengaku mereka terbaring di depan atasan mereka, saat menstruasi menyebabkan sakit.
Penelitian ini dilakukan oleh Wear White Again sebagai bagian dari kampanye "Am I Number 5?" yang bertujuan mengatasi stigma yang melekat pada masa-masa sulit yang memengaruhi lebih dari 4 juta perempuan di Inggris.
Baca Juga: Kram Saat Menstruasi, Minum Jus Bayam Saja!
Hampir setengah dari perempuan, yakni 44 persen yang disurvei mengaku mereka mengungkapkan, diare menjadi salah satu masalah yang mereka rasakan saat menstruasi.
Ini bisa jadi karena fakta bahwa banyak perempuan atau 62 persen dari mereka merasa tidak sadar bahwa masa-masa sulit saat menstruasi adalah kondisi medis yang serius, yang dikenal dengan menorrhagia. Perdarahan menstruasi yang sangat parah dapat memicu sejumlah efek samping fisik dan mental yang tidak menyenangkan.
Selain sakit perut yang parah dan perdarahan yang terus berlanjut, perempuan yang menderita menorrhagia mungkin mengalami demam, kecemasan 74 persen dan depresi 69 persen. Begitu berdasarkan penemuan penelitian tersebut.
Yang mengkhawatirkan adalah bahwa 49 persen peserta percaya bahwa masa sulit saat menstruasi adalah hal memang harus mereka lewati sebagai perempuan dan bahkan tidak perlu mempertimbangkan untuk mengunjungi dokter.
"Terlalu banyak perempuan menderita dalam diam dengan apa yang dianggap sebagai masalah tabu," kata Tina Weaver, CEO Wellbeing of Women, yang bekerja sama dengan Wear White Again dan Endometriosis UK dalam kampanye tersebut.
Baca Juga: Penyebab Remaja Alami Menstruasi Dini
"Sakit dan menderita karena menstruasi ini sangat umum dan memiliki dampak seperti yang ditunjukkan oleh penelitian. Kami menyambut baik inisiatif untuk mendidik perempuan tentang kondisinya dan penyebabnya, salah satunya adalah endometriosis, dan juga fokus pada mendorong perempuan untuk mencari bantuan dari dokter mereka," kata Emma Cox, Chief Executive di Endometriosis UK. (Independent)