Studi: Stres Membuat Manusia Sulit Deteksi Ancaman Baru

Rabu, 04 Oktober 2017 | 06:30 WIB
Studi: Stres Membuat Manusia Sulit Deteksi Ancaman Baru
Ilustrasi stres akibat tekanan. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Di dunia dimana selalu ada kompetisi untuk mencapai puncak, stres adalah sesuatu hal yang telah kita semua 'pelajari' untuk dijalani.

Masalah keuangan, hubungan, pekerjaan, kesehatan, tekanan masyarakat, merupakan masalah-masalah yang masuk ke dalam daftar hal dalam hidup yang menyebabkan seseorang merasa stres tidak ada habisnya.

Sejumlah penelitian telah menunjukkan, bagaimana stres secara negatif dapat mempengaruhi kesehatan mental dan fisik seseorang. Kini, sebuah penelitian terbaru menemukan bahwa tekanan dapat mengurangi kemampuan seseorang untuk memprediksi bahaya baru yang akan hadapi.

Penelitian ini bertentangan dengan pandangan konvensional bahwa stres meningkatkan kemampuan kita untuk mendeteksi dan menyesuaikan diri dengan sumber ancaman yang berubah.

Baca Juga: Kontrol Tekanan Darah dengan Ramuan Kulit Bawang

"Stres tidak selalu meningkatkan persepsi bahaya di lingkungan, seperti yang sering diasumsikan," kata Candace Raio, seorang peneliti postdoctoral di New York University.

"Faktanya, penelitian kami menunjukkan bahwa ketika kita berada dalam kondidi stres, kita kurang memperhatikan perubahan lingkungan, yang berpotensi membuat kita berisiko tinggi untuk mengabaikan sumber ancaman baru," kata Raio, penulis utama studi yang dipublikasikan dalam jurnal PNAS.

"Akibatnya, stres dapat mengurangi fleksibilitas tanggapan kita terhadap ancaman dengan mengganggu seberapa baik kita melacak dan memperbarui prediksi keadaan yang berpotensi berbahaya," katanya.

Meskipun belajar untuk memprediksi ancaman di lingkungan sangat penting untuk bertahan hidup, hal penting juga untuk bersikap fleksibel dan mengendalikan sumber ancaman.

Untuk menguji fleksibilitas, seseorang harus memperbarui respons ancaman dalam kondisi stres. Para peneliti kemudian melakukan serangkaian eksperimen yang berpusat pada "pengkondisian Pavlovian".

Baca Juga: Sering Marah-Marah Tanda Tekanan Darah Meningkat? Ini Faktanya!

Di sini, subjek diminta melihat gambar dalam layar komputer. Saat penelitian tersebut, muncul beberapa gambar yang digabungkan dengan sengatan listrik ringan dan berfungsi sebagai "isyarat ancaman". Sementara gambar lainnya tidak dipasangkan dengan kejutan sebagai isyarat aman.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI