Namun, pesan intuitif di balik skrining yaitu mencari kanker, membantu menemukannya dan mengobatinya, sangat kuat sehingga sulit bagi dokter dan masyarakat untuk 'mempertanyakan' metode mammogram.
Kemudian lagi, Satuan Tugas Pelayanan Pencegahan AS atau USPSTF, yaitu sekelompok pakar independen yang diminta pemerintah AS membahas topik tersebut.
Ketika USPSTF meninjau literatur tentang mammogram, mereka sampai pada kesimpulan yang mengejutkan. Ada sedikit bukti untuk mendukung manfaat mammogram pada perempuan muda, kata mereka. Bagi mereka, risiko biopsi lesi pada hal yang mencurigakan, atau prosedur tambahan, sebanding manfaatnya untuk melindungi mereka dari kanker payudara tahap lanjut.
Setelah menganalisis data, mereka merekomendasikan agar kebanyakan perempuan memulai skrining mammogram pada usia 50, bukan 40, dan diminta diulang setiap dua tahun sekali daripada setiap tahun.
Baca Juga: Rekomendasi Ahli Agar Pengobatan Kanker Payudara Berjalan Efektif
Rekomendasi tersebut mendatangkan malapetaka pada komunitas penggiat kanker dan menyebabkan kebingungan di kalangan perempuan.
Advokat kanker payudara yakin bahwa saran tersebut akan mengarah pada kenaikan tingkat penderita kanker payudara, belum lagi kematian akibat kanker payudara, jika lebih banyak
perempuan menunda skrining.
Susan G. Komen, misalnya, menyuarakan kekhawatiran bahwa perempuan yang lebih muda mungkin merasa kurang mendesak untuk melakukan mammogram. "Ada cukup ketidakpastian tentang usia di mana mamografi harus dimulai dan frekuensi skrining bahwa kita tidak ingin melihat perubahan dalam kebijakan untuk skrining mamografi saat ini," kata Susan dan kelompoknya dalam sebuah pernyataan tahun 2009 yang menanggapi temuan USPSTF.
Dalam beberapa tahun terakhir ini, penelitian menunjukkan bahwa lebih dari 6 persen sampai 17 persen, semakin sedikit perempuan berusia 40-an, tergantung pada etnis mereka, menjalani mamogram.
Namun bagaimanapun, menurut angka terbaru dari database kanker SEER, kematian akibat kanker payudara terus menurun pada tingkat yang sama, hampir 2 persen setiap tahun dari 2005-2014, bahkan setelah rekomendasi USPSTF dikeluarkan pada 2009.
Baca Juga: Perempuan, Waspadalah Bila Payudara Alami Perubahan Ini
Tingkat diagnosa kanker payudara baru juga belum melonjak sebagai akibat dari nasihat tersebut. Periset mengatakan, hal itu mungkin mencerminkan fakta bahwa beberapa kasus yang terdeteksi oleh mamogram di antara perempuan berusia 40-an mungkin bukan kanker, tetapi lesi yang diangkat oleh tes tersebut kemudian dikeluarkan atau diobati.