Mengapa Minyak Jelantah Berbahaya?

Minggu, 01 Oktober 2017 | 16:00 WIB
Mengapa Minyak Jelantah Berbahaya?
Ilustrasi minyak goreng (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Apakah Anda menggunakan minyak bekas atau minyak jelantah untuk menggoreng makanan? Jika ya, kebiasaan ini bisa menjadi penyebab penyakit jantung.

Para dokter kembali mendesak masyarakat menghindari pemakaian minyak jelantah untuk menggoreng produk makanan. Pasalnya, dipercaya dapat meningkatkan proporsi lemak trans yang menjadi sumber utama penyakit jantung.

Menurut para dokter, termasuk dari AIIMS, lemak dalam makanan terdiri dari empat jenis, yaitu lemak jenuh, tidak jenuh, mono dan trans. Minyak trans merupakan minyak paling berbahaya, apalagi jika minyak dalam keadaan panas atau dimasak dalam durasi lama.

"Orang-orang kami (India) sama sekali tidak tahu apa yang mereka makan. Lemak trans yang paling berbahaya, dan penyebab utama penyakit jantung masuk ke dalam tubuh manusia dengan berbagai cara. Seseorang harus memilih minyak goreng yang seimbang, dan memiliki kurang dari empat gram lemak jenuh," kata Sundeep Mishra, Guru Besar Kardiologi di AIIMS.

Baca Juga: Perempuan Ini Ngaku Sembuh dari Kanker Gara-gara Minyak Ganja

Mishra yang memiliki beberapa penelitian mengenai masalah ini mengatakan, minyak mendidih berjam-jam dan penggunaan kembali minyak sulingan menyebabkan peningkatan kandungan berbahaya pada lemak trans.

Meski minyak sawo dan minyak zaitun termasuk minyak "baik" yang sebagian besar digunakan untuk memasak, para dokter menyarankan agar menggunakan minyak yang dicampur mustard dengan ghee (minyak samin) untuk menyeimbangkan lemaknya.

Minyak zaitun hanya boleh ditaburkan pada makanan yang dimasak dan tidak digunakan untuk menggoreng karena menyebabkan peningkatan lemak trans.

Nikhil Tandon, profesor Endokrinologi di AIIMS menyatakan satu orang seharusnya hanya memiliki 0,5 liter lemak saja setiap bulannya.

"Kebiasaan makan kita sedemikian rupa sehingga penyakit jantung menjadi umum. Bahkan di pasar, biskuit dimasak dalam minyak bekas sehingga bisa diawetkan lama. Ini lagi-lagi menyebabkan asupan lemak trans, pembunuh terkemuka," ungkapnya.

Baca Juga: Unik, Cara Cerdas Menggoreng Tanpa Perlu Takut Kecipratan Minyak

Menyatakan bahwa jenis minyak lain seperti kelapa oleh orang-orang di India selatan yang digunakan untuk memasak membuat mereka menjadi pasien jantung akut, para dokter juga memperingatkan agar tidak menggunakan minyak kelapa sawit karena mengandung kandungan lemak trans yang tinggi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI