Ditemukan, Metode Baru Turunkan Risiko Osteoporosis pada Manula

Senin, 25 September 2017 | 11:01 WIB
Ditemukan, Metode Baru Turunkan Risiko Osteoporosis pada Manula
Ilustrasi. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com -  Osteoporosis atau kondisi penipisan dan hilangnya kepadatan tulang yang meningkatkan risiko patah tulang, merupakan masalah kesehatan utama pada orangtua.

Kini, para periset telah mengidentifikasi mekanisme yang menyebabkan keropos pada tulang orang yang lebih tua. Hal ini sebagai bentuk kemajuan yang diharapkan dapat membantu mengembangkan terapi untuk mengobati kondisi keropos tulang terkait usia.

Seringkali kondisi osteoporosis disertai dengan peningkatan sel lemak pada sumsum tulang. Studi yang dipimpin oleh Yi-Ping Li, Profesor di University of Alabama di Birmingham, menemukan protein yang disebut Cbf-beta yang dapat memainkan peran penting dalam mempertahankan sel penghasil tulang.

Selanjutnya, pemeriksaan tikus usia lanjut menunjukkan tingkat Cbf-beta yang dramatis dalam sel sumsum tulang dibandingkan dengan tikus yang lebih muda. Temuan menunjukkan ketika mekanisme ini tidak berfungsi, sel progenitor berhenti menciptakan sel penghasil tulang dan malah menciptakan sel-sel lemak.

Baca Juga: Awas! Sering Duduk Terlalu Lama Tingkatkan Risiko Osteoporosis

Dengan demikian, mempertahankan Cbf-beta ini mungkin penting untuk mencegah osteoporosis terkait usia lanjut pada manusia karena peningkatan pembentukan sel lemak, kata Li.

Hasil penelitian ini telah dipublikasikan dalam jurnal Prosiding National Academy of Sciences. Diharapkan, pengetahuan tentang mekanisme ini dapat memberikan target dalam pencarian terapi tulang baru untuk mengobati osteoporosis pada manusia dengan efek samping minimal, kata para peneliti.

Metode Baru Menurunkan Risiko Osteoporosis pada Manula Ditemukan

Osteoporosis atau kondisi penipisan dan hilangnya kepadatan tulang yang meningkatkan risiko patah tulang, merupakan masalah kesehatan utama pada orang tua.

Kini, para periset telah mengidentifikasi mekanisme yang menyebabkan keropos pada tulang orang yang lebih tua. Hal ini sebagai bentuk kemajuan yang diharapkan dapat membantu mengembangkan terapi untuk mengobati kondisi keropos tulang terkait usia.

Baca Juga: Perempuan Lebih Berisiko Osteoporosis Ketimbang Lelaki, Mengapa?

Seringkali kondisi osteoporosis disertai dengan peningkatan sel lemak pada sumsum tulang. Studi yang dipimpin oleh Yi-Ping Li, Profesor di University of Alabama di Birmingham, menemukan protein yang disebut Cbf-beta yang dapat memainkan peran penting dalam mempertahankan sel penghasil tulang.

Selanjutnya, pemeriksaan tikus usia lanjut menunjukkan tingkat Cbf-beta yang dramatis dalam sel sumsum tulang dibandingkan dengan tikus yang lebih muda. Temuan menunjukkan ketika mekanisme ini tidak berfungsi, sel progenitor berhenti menciptakan sel penghasil tulang dan malah menciptakan sel-sel lemak.

Dengan demikian, mempertahankan Cbf-beta ini mungkin penting untuk mencegah osteoporosis terkait usia lanjut pada manusia karena peningkatan pembentukan sel lemak, kata Li.

Hasil penelitian ini telah dipublikasikan dalam jurnal Prosiding National Academy of Sciences. Diharapkan, pengetahuan tentang mekanisme ini dapat memberikan target dalam pencarian terapi tulang baru untuk mengobati osteoporosis pada manusia dengan efek samping minimal, kata para peneliti.

Metode Baru Menurunkan Risiko Osteoporosis pada Manula Ditemukan

Osteoporosis atau kondisi penipisan dan hilangnya kepadatan tulang yang meningkatkan risiko patah tulang, merupakan masalah kesehatan utama pada orang tua.

Kini, para periset telah mengidentifikasi mekanisme yang menyebabkan keropos pada tulang orang yang lebih tua. Hal ini sebagai bentuk kemajuan yang diharapkan dapat membantu mengembangkan terapi untuk mengobati kondisi keropos tulang terkait usia.

Seringkali kondisi osteoporosis disertai dengan peningkatan sel lemak pada sumsum tulang. Studi yang dipimpin oleh Yi-Ping Li, Profesor di University of Alabama di Birmingham, menemukan protein yang disebut Cbf-beta yang dapat memainkan peran penting dalam mempertahankan sel penghasil tulang.

Selanjutnya, pemeriksaan tikus usia lanjut menunjukkan tingkat Cbf-beta yang dramatis dalam sel sumsum tulang dibandingkan dengan tikus yang lebih muda. Temuan menunjukkan ketika mekanisme ini tidak berfungsi, sel progenitor berhenti menciptakan sel penghasil tulang dan malah menciptakan sel-sel lemak.

Dengan demikian, mempertahankan Cbf-beta ini mungkin penting untuk mencegah osteoporosis terkait usia lanjut pada manusia karena peningkatan pembentukan sel lemak, kata Li.

Hasil penelitian ini telah dipublikasikan dalam jurnal Prosiding National Academy of Sciences. Diharapkan, pengetahuan tentang mekanisme ini dapat memberikan target dalam pencarian terapi tulang baru untuk mengobati osteoporosis pada manusia dengan efek samping minimal, kata para peneliti.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI