Suara.com - Kulit putih mulus dan bersih sampai saat ini masih dijadikan standar untuk menilai seberapa cantik atau menariknya paras seseorang. Maka tak heran jika hampir semua orang menjadi korban iklan dan berusaha mati-matian memutihkan kulit dengan produk pemutih kulit.
Banyak juga yang beranggapan bahwa orang dengan kulit putih secara umum lebih sehat, karena selalu melakukan perawatan. Namun faktanya tidak demikian, belum tentu kulit putih lebih sehat daripada kulit sawo matang, berikut ulasannya lebih jauh yang dihimpun hellosehat.com.
Warna kulit manusia bervariasi dari sangat pucat hingga sangat gelap. Variasi warna ini berasal dari kombinasi paparan sinar matahari, serta seberapa banyak jumlah dan jenis dari pigmen kulit yang disebut melanin. Seperti banyak sifat lainnya, jumlah dan jenis pigmen pada kulit Anda dikendalikan oleh gen.
Masing-masing gen tersebut bekerja sama untuk menciptakan produk akhir dari warna kulit Anda. Perlu Anda ketahui bahwa sda dua jenis melanin, yaitu eumelanin dan pheomelanin.
Sebagian besar orang yang memiliki kulit putih atau sangat pucat seperti pada ras kaukasia, atau yang sering kita kenal dengan sebutan “bule”, memiliki memiliki lebih banyak pheomelanin, yang menghasilkan warna kulit lebih terang. Sedangkan pada banyak orang ras Asia yang berkulit sawo matang, justru eumelaninlah yang lebih banyak.
Singkatnya, semakin banyak eumelanin di kulit Anda, akan semakin gelap warna kulit Anda. Orang-orang yang memiliki pheomelanin lebih banyak akan memiliki warna kulit yang lebih pucat dan berbintik (freckles).
Tapi, terang gelap warna kulit tidak bisa dijadikan patokan seberapa sehat kondisi seseorang. Ini juga bukan penentu apakah kulit Anda sehat dan terawat atau tidak. Kalau kulit putih jadi patokan kesehatan, lalu bagaimana dengan mereka yang terlahir dengan kulit gelap, karena memiliki susunan genetik yang berbeda?
Pasalnya, kulit gelap yang mereka miliki pun sama normalnya dengan mereka yang memiliki kulit putih. Namun harus Anda ketahui bahwa orang-orang yang berkulit gelap justru lebih rendah risikonya terkena kanker daripada kulit putih.
Keistimewaan Kulit Gelap
Tak hanya itu, dokter kulit Monica Halem, MD, dari Columbia University, dikutip dari webmd.com mengatakan, orang yang berkulit gelap juga lebih awet muda. Ini dikarenakan orang-orang berkulit gelap memiliki lebih banyak melanin di kulit yang melindungi dari paparan sinar matahari.
Seorang etnis Afrika berkulit hitam legam, misalnya, tidak merasakan efek penuaan dini dari radiasi matahari separah orang kaukasia pada umumnya yang berkulit seputih kertas. Radiasi ultraviolet (UV) adalah faktor lingkungan utama yang mempengaruhi fungsi dan kelangsungan hidup berbagai jenis sel.
Selain itu radiasi UV juga dianggap sebagai faktor penyebab utama kanker kulit seperti karsinoma sel basa, karsinoma sel skuamosa, dan melanoma ganas. Pigmentasi pada kulit dipercaya dapat melindungi dari efek buruk ini, karena melanin memiliki properti antioksidan dan penangkal radikal bebas.
Banyak bukti penelitian yang menunjukkan bahwa orang dengan kulit lebih gelap memiliki tingkat kejadian kanker kulit yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan orang-orang kulit putih.
Kolagen juga memainkan andil dalam melawan penuaan dini. Sementara melanin menyerap radiasi UV dan melindungi kulit dari dalam, kolagen adalah molekul pembentuk jaringan kulit yang bertindak memberikan perlindungan terhadap penyakit dan cedera.
Semakin tebal kulit dan semakin banyak melanin yang terkandung di dalamnya, semakin baik pula perlindungan terhadap proses penuaan, termasuk timbulnya keriput dan garis halus. Maka dari itu, orang yang memiliki kulit lebih gelap sering terlihat lebih awet muda dari orang-orang berkulit pucat.
Meski begitu, orang-orang berkulit gelap tidak sepenuhnya terjamin dari kerusakan akibat sinar matahari. Oleh karena itu, penting untuk selalu menggunakan pelembab kaya vitamin E dan C, serta tabir surya minimum SPF-30 setiap kali akan beraktivitas di luar ruangan, bahkan bagi Anda yang berkulit gelap.