Suara.com - Menjadi orangtua untuk anak-anak remaja memang merupakan tugas yang sulit, membuat frustrasi, serta selalu tak terduga.
Untuk itu, ada lima tips membesarkan anak remaja di era modern seperti yang dirangkum dari Time.com:
1. Biarkan mereka tidur
Ini bukan panduan klise. Remaja memang sangat menikmati, dan benar-benar tidur nyenyak dibandingkan orang dewasa. Mereka memiliki waktu sulit untuk tidur lebih awal dan waktu yang jauh lebih mudah untuk tidur di pagi hari.
Baca Juga: Kena Flu, Remaja Perempuan Ini Koma
Bahkan, imbauan ini juga mendapat dukungan dari pemerintah dan peneliti di AS yang mengatakan, bahwa sekolah baiknya dimulai setelah pukul 8.30 pagi. Aturan tersebut dipercaya dapat membantu remaja Amerika yang kekurangan tidur atau sekitar dua pertiga dari mereka, untuk mendapatkan delapan hingga 10 jam waktu tidur agar bisa lebih optimal.
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), American Academy of Pediatrics dan American Academy of Sleep Medicine, aturan tersebut juga dapat membuat siswa lebih fokus selama sekolah, lebih waspada saat mengemudi, dan cenderung tidak hadir terlambat.
2. Pisahkan antara tugas hak asuh dan edukasi seks
Ketika orangtua berbicara dengan remaja tentang seks, anak-anak cenderung menunda untuk melakukan hubungan seks dan menggunakan kontrasepsi. Namun, sangat sedikit orangtua yang melakukannya secara efektif.
Menurut American Academy of Pediatrics, salah satu masalahnya adalah bahwa ibu jauh lebih mungkin daripada ayah untuk berbicara dengan anak-anak mereka tentang seks, dan itu tampaknya bukan cara terbaik untuk berbicara tentang seks dengan anak laki-laki.
Baca Juga: Ini Alasannya Remaja Berisiko Tinggi Alami Obesitas
Sebuah studi terbaru tentang ayah dari ras campuran Afrika-Amerika menemukan, bahwa mereka tidak yakin apa yang harus dikatakan kepada anak laki-laki mereka tentang seks, dan mereka tidak yakin dengan kemampuan untuk membicarakan seks.
Penulis studi yang juga seorang profesor di University of North Carolina di Greensboro, bidang pekerjaan sosial, Tanya Coakley, mengungkapkan kuncinya adalah latihan.
"Semakin sering orangtua berbicara, semakin baik mereka mendapatkannya," imbuhnya.
Ciptakan suasana yang ramah, tenang dan tidak menghakimi, dan dengarkan baik-baik. Orangtua juga harus memastikan bahwa mereka dipersenjatai dengan pengetahuan terbaru dari CDC tentang infeksi seksual menular dan memberikan pandangan terukur tentang seks tidak hanya bagian yang menakutkan dan negatif.
3. Jangan mengenalkan anak pada minuman beralkohol
Banyak orangtua berpikir lebih baik menjadi "teman minum" alkohol anak mereka daripada membiarkan anak menemukan alkohol, dan meminumnya sendiri. Namun, para ilmuwan telah menemukan bukti berlawanan.
Penelitian terbaru menemukan, bahwa remaja yang diberi alkohol oleh orangtua, cenderung lebih banyak minum daripada mereka yang orang tuanya tidak mengenalkan alkohol.
"Pendekatan Eropa untuk pengenalan awal alkohol menarik secara romantis, tapi ini tidak menguntungkan," kata profesor Richard Mattick dari National Drug and Alcohol Pusat Penelitian di Universitas New South Wales di Australia.
4. Jadi contoh digital yang baik
Menurut sebuah laporan baru-baru ini dari Common Sense Media-sebuah kelompok nirlaba yang berfokus pada anak-anak dan teknologi, remaja menghabiskan sembilan jam sehari menggunakan gawai atau gadget.
Dan ternyata, itu jumlah waktu yang sama yang dihabiskan oleh orangtua dengan gawainya. Survei yang sama mengungkapkan bahwa 78 persen orangtua mengatakan, bahwa mereka adalah "teladan peran teknologi yang baik" untuk anak-anak mereka. Untuk mengendalikan penggunaan ponsel, media sosial dan aktivitas chatting, waspadalah terhadap kebiasaan Anda sendiri. Tentukan zona tanpa telepon, seperti mobil, meja makan, dan kamar tidur.
5. Jangan memata-matai mereka
Ini menggoda, namun penelitian terbaru menunjukkan, bahwa mengintai dan mencurigai anak tidak ada gunanya. Sebagai gantinya, cobalah berbicara terus terang dengan anak remaja Anda.
Sebuah penelitian di awal 2017 menemukan, bahwa anak-anak cenderung lebih mau berbagi informasi ketika orangtua mereka mengajukan pertanyaan kepada mereka secara langsung, dan lebih cenderung menahan informasi saat orangtua mereka mencoba memata-matai.