Penulis studi yang juga seorang profesor di University of North Carolina di Greensboro, bidang pekerjaan sosial, Tanya Coakley, mengungkapkan kuncinya adalah latihan.
"Semakin sering orangtua berbicara, semakin baik mereka mendapatkannya," imbuhnya.
Ciptakan suasana yang ramah, tenang dan tidak menghakimi, dan dengarkan baik-baik. Orangtua juga harus memastikan bahwa mereka dipersenjatai dengan pengetahuan terbaru dari CDC tentang infeksi seksual menular dan memberikan pandangan terukur tentang seks tidak hanya bagian yang menakutkan dan negatif.
3. Jangan mengenalkan anak pada minuman beralkohol
Baca Juga: Kena Flu, Remaja Perempuan Ini Koma
Banyak orangtua berpikir lebih baik menjadi "teman minum" alkohol anak mereka daripada membiarkan anak menemukan alkohol, dan meminumnya sendiri. Namun, para ilmuwan telah menemukan bukti berlawanan.
Penelitian terbaru menemukan, bahwa remaja yang diberi alkohol oleh orangtua, cenderung lebih banyak minum daripada mereka yang orang tuanya tidak mengenalkan alkohol.
"Pendekatan Eropa untuk pengenalan awal alkohol menarik secara romantis, tapi ini tidak menguntungkan," kata profesor Richard Mattick dari National Drug and Alcohol Pusat Penelitian di Universitas New South Wales di Australia.
4. Jadi contoh digital yang baik
Menurut sebuah laporan baru-baru ini dari Common Sense Media-sebuah kelompok nirlaba yang berfokus pada anak-anak dan teknologi, remaja menghabiskan sembilan jam sehari menggunakan gawai atau gadget.
Baca Juga: Ini Alasannya Remaja Berisiko Tinggi Alami Obesitas
Dan ternyata, itu jumlah waktu yang sama yang dihabiskan oleh orangtua dengan gawainya. Survei yang sama mengungkapkan bahwa 78 persen orangtua mengatakan, bahwa mereka adalah "teladan peran teknologi yang baik" untuk anak-anak mereka. Untuk mengendalikan penggunaan ponsel, media sosial dan aktivitas chatting, waspadalah terhadap kebiasaan Anda sendiri. Tentukan zona tanpa telepon, seperti mobil, meja makan, dan kamar tidur.