Masyarakat Kendari, Sulawesi Tenggara dibuat heboh lantaran 50 anak menjadi korban penyalahgunaan obat bertuliskan PCC (Paracetamol Cafein Carisoprodol) atau pil zombie.
Akibat pil tersebut, anak-anak mengalami gejala seperti mengamuk dan berontak.
Kasus ini mulai mencuat dari video yang diviralkan lewat facebook warga Kendari pada 13 September 2017.
Dilaporkan, satu orang tewas dan 42 lainnya dirawat di beberapa rumah sakit, karena mengalami gejala gangguan mental usai mengonsumsi pil tersebut.
Lantas apa efek samping jika mengonsumsi obat tersebut? Berikut ulasannya.
1. Meredakan nyeri
PCC merupakan pil berwana putih, dengan merek dagang Somadril Compound. Obat ini sebenarnya ditujukan untuk meredakan nyeri seperti pada kasus nyeri pinggang maupun kejang otot.
"Untuk mendapatkan obat ini harus pakai resep dokter biasanya pemakaian untuk pelemasan otot, jadi mengurangi konstraksi otot sehingga lebih lemas," ujar dokter spesialis saraf Siloam Hospital Kebon Jeruk, Frandy Susatia kepada Suara.com, Jumat (15/9/2017).
2. Efek menenangkan
Obat yang mengandung zat aktif Karisoprodol ini memiliki efek farmakologis sebagai relaksan otot. Namun hanya berlangsung singkat. Di dalam tubuh akan segera dimetabolisme menjadi metabolit berupa senyawa Meprobamat yang menimbulkan efek menenangkan (sedatif).
Selain itu, juga bisa menambah rasa percaya diri, dan sebagai obat penambah stamina.
"Penyalahgunaan Karisoprodol digunakan untuk menambah rasa percaya diri, sebagai obat penambah stamina, bahkan juga digunakan oleh pekerja seks komersial sebagai "obat kuat"," tulis BPOM dalam pernyataan resminya.
3.Kerusakan Hati hingga pendarahan
Pemakaiannya secara berlebihan akan menimbulkan efek samping kerusakan hati hingga pendarahan. Bahkan bisa timbul gangguan pencernaan dan kelainan kulit
"Kalau pemakaiannya overdosis bisa ada efek samping kerusakan hati terutama kalau dosisnya berlebih, timbul gangguan pencernaan, perdarahan pada ibu hamil, kelainan kulit seperti timbul ruam-ruam lalu penurunan kesadaran karena efek pelemasan otot itu tadi,"ujar Dokter spesialis saraf Siloam Hospital Kebon Jeruk, Frandy Susatia.