Pengidap Kanker Saluran Cerna di Indonesia Semakin Meningkat

Selasa, 12 September 2017 | 14:13 WIB
Pengidap Kanker Saluran Cerna di Indonesia Semakin Meningkat
Ilustrasi sakit maag, sakit perut, gangguan pencernaan. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ketua Perhimpunan Endoskopi Gastrointestinal Indonesia, Dr dr Ari Fahrial Syam SpPD-KGEH, MMB,FINASIM, FACP mengungkapkan, angka kejadian kanker saluran cerna seperti kanker pankreas dan kanker kolorektal terus meningkat di Indonesia.

Peningkatan kasus kejadian kanker itu terjadi, antara lain, disebabkan gaya hidup masyarakat yang kerap mengonsumsi makanan berlemak, kurang makan sayur atau serat, kurang gerak, serta obesitas.

Kasus lain yang juga banyak terjadi pada masyarakat Indonesia adalah meningkatnya kejadian penyakit batu di saluran empedu. Di Indonesia, angka kejadian kanker kolorektal terbilang cukup tinggi. Hal ini berbeda dengan kasus kanker di Jepang. Di Jepang, menurut President Japanese Gastroenterological Endoscopy Society, Prof Hisao Tajiri, MD memiliki kasus yang tinggi pada penyakit kanker lambung.

Hisao menjelaskan, selain karena pola makan yang salah, juga disebabkan oleh pencemaran bakteri Helicobacter pylori (H. Pylori).

Baca Juga: Indonesia Gaet Dokter Jepang Ajarkan Teknik Endoskopi Terbaru

"Kuman ini dapat menyebabkan kanker saluran cerna (gastric cancer) jika tak diobati dengan tuntas," ungkap Hisao kepada wartawan dalam jumpa pers yang digelar di Ruang Kuliah Penyakit Dalam, Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Senin (11/9/2017).

H. Pylori kini juga telah menjadi perhatian para peneliti di Indonesia. Dr dr Ari Fahrial Syam yang memimpin studi tersebut juga menemukan beberapa faktor yang menyebabkan kuman ini bisa tumbuh di satu daerah, tapi tidak di tempat lain.

Selama tiga tahun, Perhimpunan Gastroenterologi Indonesia, khususnya kelompok studi H. Pylori Indonesia, melakukan studi pada 20 RS yang ada di Indonesia.

Dari hasil penelitian terhadap 1.100 pasien, Dokter Ari bersama Prof Yoshio Yamaoka dari Universitas Iota, Jepang. Menemukan prevalensi H pylori di Indonesia sebesar 22,1 persen. Dikatakan, satu dari lima pasien dispepsia (sakit maag) berpotensi mengalami infeksi bakteri tersebut.

"Suku bangsa dan sumber air menjadi salah satu faktor risiko infeksi kuman itu," tutup Ari.

Baca Juga: Alasan Bayi Rentan Terinfeksi Penyakit Saluran Cerna

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI