Suara.com - Sebagai bentuk tindak lanjut keterangan yang telah disampaikan di hadapan Dinas Kesehatan DKI Jakarta atas dugaan kelalaian pada penangan pasien Bayi Debora, Rumah Sakit Mitra Keluarga Kalideres kembali mengampaikan empat pernyataan resmi.
Dalam tanggapannya, pihak RS yang diwakili Direktur Rumah Sakit Mitra Keluarga Kalideres, dr. Francisca Dewi dan Humas Rumah Sakit Mitra Keluarga Group, dr. Nendya Libriyani menyampaikan empat poin utama terkait kasus yang menimpa institusi mereka.
Pertama, RS Mitra Keluarga Kalideres menyampaikan rasa duka cita dan mengatakan telah bertemu orangtua Almarhumah Bayi Debora, Rudianto Simanjorang dan Henny Silalahi, di rumahnya.
"Pada kesempatan ini kami juga ingin menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan yang mungkin dirasakan oleh bapak Rudianto Simanjorang dan Ibu Henny Silalahi atas pelayanan yang diterima dari (RS) Mitra Keluarga Kalideres," kata Humas Rumah Sakit Mitra Keluarga Group, dr. Nendya Libriyani, dalam konferensi pers di Ruang Auditorium, Lantai 6, RS Mitra Keluarga Kalideres, Jakarta, Senin (11/9/2017).
Baca Juga: Kasus Bayi Debora Bukti Jaminan Kesehatan Anak Belum Sempurna?
Kedua, pihak RS mengklaim mereka telah melakukan semua upaya tindakan medis secara optimal untuk menyelamatkan jiwa Tiara Debora. Dijelaskan Nendya, polemik tentang pelayanan IGD dan PICU yang terjadi merupakan sebuah persepsi karena dia mengatakan tak ada perbedaan mendasar antara tindakan medis kepada pasien baik di ruang IGD maupun PICU.
"Tindakan medis yang dilaksanakan di ruang IGD merupakan tindakan medis pertolongan pertama, sementara tindakan medis di ruang PICU merupakan tindakan media lanjutan bila diperlukan setelah tindakan medis di IGD," jelas Nendya.
Ketiga, pihaknya mengatakan, RS Mitra Keluarga selalu berkordinasi dengan instansi terkait di wilayah operasional. Dan keempat, RS Mitra Keluarga berkomitmen untuk mengutamakan layanan kesehatan yang profesional dan optimal.
Dalam keterangan persnya, ketika ditanya apakah permintaan maaf yang keluar dari pihak rumah sakit merupakaan bagian dari kesadaran akan adanya dugaan kelalaian, Nendya menjawab tidak.
"Permintaan maaf ini bukan karena masalah administrasi tapi semua yang dirasakan bapak mulai dari masuk sampai terakhir, merasa tidak nyaman atas pelayanan kami, kami minta maaf."
Baca Juga: RS Mitra Keluarga Bisa Dipidana dalam Kasus Kematian Bayi Debora
"Kami akan melakukan pertolongan pertama, administrasi itu belakang karena bagi kami melakukan life saving lebih penting," tandasnya.
Berikut, empat pernyataan lengkap RS Mitra Keluarga Kalideres mengenai kasus Bayi Debora: