Pernikahan Menjaga atau Malah Merusak Jantung Anda?

Minggu, 10 September 2017 | 14:55 WIB
Pernikahan Menjaga atau Malah Merusak Jantung Anda?
Ilustrasi dada berdebar, serangan jantung. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Seperti banyak hasil penelitian dikatakan jika kesehatan jantung sangat berhubungan dengan kesehatan dalam hubungan. Penelitian secara konsisten menunjukkan bahwa orang yang menikah dan bahagia memiliki tingkat penyakit jantung koroner sebagai pembunuh nomor satu di dunia yang lebih rendah, daripada orang yang bercerai, atau menikah namun tak bahagia. Bahkan perceraian dikaitkan dengan penyakit jantung seperti aterosklerosis koroner.

Selanjutnya, sebuah penelitian terbaru menunjukkan bahwa hubungan antara hubungan jangka panjang dan kesehatan jantung mungkin lebih kompleks daripada yang terlihat.

Dalam edisi khusus jurnal American Psychologist yang didedikasikan untuk hubungan dan kesehatan, Timothy Smith dan Brian Baucom dari University of Utah menyarankan cara yang berbeda untuk melihat korelasi antara kesehatan jantung dan pernikahan atau apa yang oleh Smith sebut "hubungan seperti pernikahan".

Mereka mencatat bahwa banyak kualitas yang membuat orang memiliki hubungan yang baik seperti kepribadian, tingkat penyesuaian emosional dan sejenisnya, akan membuat mereka cenderung lebih sehat, dan mengatasi stres dengan lebih baik, untuk kemudian mendapatkan tidur yang nyenyak.

Baca Juga: Studi: Punya Banyak Anak Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung

"Jika Anda memikirkan faktor risiko tingkat individu yang paling terdokumentasi dengan baik untuk pengembangan atau kekurangan penyakit kardiovaskular-depresi, kegelisahan, kemarahan, permusuhan, pesimisme, kesadaran rendah, PTSD-semua hal tersebut memiliki asosiasi yang sangat andal dengan kesulitan dalam sebuah hubungan dekat, "kata Smith, yang merupakan profesor psikologi terkemuka di University of Utah.

"Ada literatur substansial yang menunjukkan bahwa memperbaiki manajemen penyakit kronis seperti penyakit jantung likecoronary dapat dilakukan dengan lebih baik atau lebih buruk dengan bagaimana keadaan terjadi dalam sebuah hubungan."

Ada beberapa masalah praktis di sini. Beberapa faktor risiko penyakit jantung terbesar seperti merokok, kurang olahraga dan diet tinggi lemak, lebih mudah berubah jika orang tersebut memiliki pasangan yang antusias dengan perubahan. Jika suami atau istri adalah perokok atau hanya ingin makan makanan gorengan, dan tidak cukup peduli dengan pasangannya untuk melepaskan kebiasaan seperti itu, menjadi sulit bagi pasien jantung untuk melepaskan hal-hal tersebut.

Banyak penelitian sebelumnya telah menghubungkan pernikahan dan penambahan berat badan, dan para ilmuwan telah memastikan adanya hubungan antara obesitas dan penyakit jantung, diabetes, dan kanker tertentu. "Kesulitan dengan hubungan yang dekat dan hal-hal seperti depresi dan permusuhan membuat lebih sulit untuk berhenti merokok atau memperbaiki olahraga Anda," kata Smith, karena orang jarang membuat pilihan yang sehat namun kuratif saat mereka merasa sangat tidak enak.

Hubungan yang baik juga membuat jadwal perawatan pasien jantung perlu dipatuhi agar berjalan lebih lancar. Pasien yang berada dalam hubungan yang mendukung dan bahagia lebih mungkin diingatkan untuk minum obat mereka dan tetap mengikuti tindak lanjut daripada mereka yang lajang. Dan mereka cenderung tidak merasa terganggu atau diintimidasi untuk melakukan hal itu daripada mereka yang berada dalam hubungan disfungsional.

Baca Juga: Serangan Jantung Saat Bercinta Lebih Mematikan, Ini Alasannya

Lalu ada masalah lain yaitu gangguan tidur. "Gangguan tidur dan insomnia sangat prediktif terhadap kesehatan jantung," kata Smith. Orang-orang yang pernikahannya senang cenderung tidur lebih nyenyak daripada mereka yang berkonflik dengan pasangan mereka, atau yang kesepian dan merenung di malam hari.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI