Perut Meledak Telan Ekstasi, Mahasiswi Hukum Ini Meninggal

Chaerunnisa Suara.Com
Kamis, 07 September 2017 | 12:49 WIB
Perut Meledak Telan Ekstasi, Mahasiswi Hukum Ini Meninggal
Ilustrasi orang meninggal akibat obat-obatan terlarang (shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Seorang mahasiswi hukum meninggal dunia setelah sekantong ekstasi meledak di perutnya saat berada di Ibiza. Tubuh Becky Brock (18), ditemukan penuh dengan genangan darah di kamar hotelnya di mana dia sedang berlibur merayakan ulang tahun temannya.

Staf pemadam kebakaran Nottingham menemukan siswi "berbakat secara akademis" itu tidak responsif di kamarnya di Hotel Marco Polo, 28 September tahun lalu.

Polisi Spanyol memulai penyelidikan setelah ditemukan sejumlah obat kelas-A berdosis fatal dari ukuran normal di tubuhnya.

Ibu gadis malang tersebut, Margarita Brock, menceritakan sebuah penyelidikan menyebutkan putrinya mungkin telah dipaksa untuk menelan kantong obat-obatan terlarang.

Baca Juga: Obat-Obatan Golongan Ini Bisa Bikin Anda Panjang Umur

Dengan berlinang air mata, dia memastikan, sang putri tidak akan dengan rela menelan pil berbahaya ke tubuhnya karena dia tidak dapat menelan tablet.

Brock mengungkapkan bagaimana putrinya secara terbuka telah berbicara tentang eksperimen yang dilakukannya dengan kokain di masa lalu. Namun, dia tidak mengira sang putri akan mengalami hal nahas tersebut. Dia pun meyakini sang putri dipaksa menelan barang haram tersebut. 

"Pemeriksaan medis yang dilakukan di sana menyebutkan, ada tas yang meledak. Polisi tengah menyelidiki bagaimana dia ditemukan. Dia bukan orang yang mudah minum pil, saya sama sekali tidak bisa membayangkan pil itu masuk ke tubuhnya. Saya tidak bisa melihat cara lain selain seseorang yang melakukannya," ungkap Brock.

Becky yang berasal dari Nottingham, sebelumnya telah mengalami masalah kesehatan di ususnya, dan kehilangan jumlah berat badan yang signifikan pada tahun 2015.

"Dia adalah seorang perempuan muda yang mandiri, umurnya baru 18 tahun saat dia belajar di luar negeri. Dia adalah seorang perempuan muda yang sangat berbakat secara akademis. Namun, dia memang memiliki beberapa masalah yang berkaitan dengan kesehatan fisiknya. Dia memiliki beberapa masalah gambar tubuh, menjalani kondisi lain yang mungkin. Dia didiagnosis dengan sindrom iritasi usus besar pada tahun 2015 hingga membuatnya mengalami penurunan berat badan yang signifikan dan signifikan pada musim panas 2015. Di luar sekolah, dia menikmati ekskul menari, drama dan bernyanyi," ujar petugas pemadam kebakaran Nottinghamshire, Mairin Casey.

Baca Juga: Mau Tahu Betapa Kotornya Uang?

Lebih lanjut, Mairin memaparkan, Becky mencoba mencicipi obat-obatan terlarang setelah pergi ke Ibiza, Spanyol.

"Pada bulan Juli 2015 dia pergi ke Ibiza, dan dia pergi lagi pada bulan Agustus, dan September merupakan perjalanan ketiga. Pada bulan Juli ketika dia pergi ke Ibiza bersama adiknya, Anika, dia memang mencoba kokain, sementara adiknya belum mencobanya. Kenyataannya adalah, pada bulan Juli dia (Becky) telah bereksperimen (dengan obat-obatan itu)," jelas Mairin.

"Perjalanan ke Ibiza pada bulan September dilakukan Becky untuk merayakan ulang tahun dua temannya di kampus, Hannah dan Ellie. Aku tidak percaya Ellie sadar Becky ada di Ibiza. Bagaimana tas ini berada di perutnya, kita tidak akan pernah tahu. Dalam perjalanan ini ke Ibiza tidak ada yang benar-benar melihat Becky minum obat-obatan di momen itu. Yang jelas, tidak ada yang bisa memberikan penjelasan bagaimana obat ini masuk ke dalam tubuhnya," lanjutnya.

Ahli toksikologi Dr Stephen Morley mengatakan, pihak berwenang Spanyol telah menemukan bahwa Becky telah meninggal sekitar 48 jam sebelum dia ditemukan di kamarnya. Dia mengatakan, jejak alkohol dan 'konsentrasi fatal' akibat ekstasi ditemukan di tubuhnya.

"Ahli toksikologi Spanyol mendeteksi 0,54 g per liter alkohol berada di dalam sistem tubuh Becky. Ini konsisten dengan Becky minum beberapa gelas pada tanggal 22 September malam. Dia meninggal sekitar setengah jam dari saat (ekstasi) masuk ke aliran darahnya saat meninggal. Dia mungkin mulai merasa sangat tidak sehat. Ada bukti adanya dosis MDMA akut - sebuah konsentrasi yang berpotensi fatal. Penyebab kematian yang paling mungkin terjadi adalah toksisitas ekstasi. Tingkat MDMA berlipat ganda  yang dilaporkan sangat fatal," ujar Dr Stephen Morley. 

Ahli patologi Dr Derek Robson menambahkan, "Darah di samping kepalanya tidak membuatku percaya bahwa dia menderita trauma. Kemungkinan kematian terjadi beberapa jam setelah paket meledak." (Metro)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI