"Pada bulan Juli 2015 dia pergi ke Ibiza, dan dia pergi lagi pada bulan Agustus, dan September merupakan perjalanan ketiga. Pada bulan Juli ketika dia pergi ke Ibiza bersama adiknya, Anika, dia memang mencoba kokain, sementara adiknya belum mencobanya. Kenyataannya adalah, pada bulan Juli dia (Becky) telah bereksperimen (dengan obat-obatan itu)," jelas Mairin.
"Perjalanan ke Ibiza pada bulan September dilakukan Becky untuk merayakan ulang tahun dua temannya di kampus, Hannah dan Ellie. Aku tidak percaya Ellie sadar Becky ada di Ibiza. Bagaimana tas ini berada di perutnya, kita tidak akan pernah tahu. Dalam perjalanan ini ke Ibiza tidak ada yang benar-benar melihat Becky minum obat-obatan di momen itu. Yang jelas, tidak ada yang bisa memberikan penjelasan bagaimana obat ini masuk ke dalam tubuhnya," lanjutnya.
Ahli toksikologi Dr Stephen Morley mengatakan, pihak berwenang Spanyol telah menemukan bahwa Becky telah meninggal sekitar 48 jam sebelum dia ditemukan di kamarnya. Dia mengatakan, jejak alkohol dan 'konsentrasi fatal' akibat ekstasi ditemukan di tubuhnya.
"Ahli toksikologi Spanyol mendeteksi 0,54 g per liter alkohol berada di dalam sistem tubuh Becky. Ini konsisten dengan Becky minum beberapa gelas pada tanggal 22 September malam. Dia meninggal sekitar setengah jam dari saat (ekstasi) masuk ke aliran darahnya saat meninggal. Dia mungkin mulai merasa sangat tidak sehat. Ada bukti adanya dosis MDMA akut - sebuah konsentrasi yang berpotensi fatal. Penyebab kematian yang paling mungkin terjadi adalah toksisitas ekstasi. Tingkat MDMA berlipat ganda yang dilaporkan sangat fatal," ujar Dr Stephen Morley.
Baca Juga: Obat-Obatan Golongan Ini Bisa Bikin Anda Panjang Umur
Ahli patologi Dr Derek Robson menambahkan, "Darah di samping kepalanya tidak membuatku percaya bahwa dia menderita trauma. Kemungkinan kematian terjadi beberapa jam setelah paket meledak." (Metro)