Jadi Bapak Rumah Tangga Buruk untuk Kesehatan?

Rabu, 06 September 2017 | 01:47 WIB
Jadi Bapak Rumah Tangga Buruk untuk Kesehatan?
Ilustrasi lelaki lesu, tak Bergairah, libido rendah, stres, impotensi. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
Menjadi Suami Rumah Tangga Buruk Bagi Kesehatan? 
 
 
Apakah Anda, para lelaki, kerap merasa bosan dengan rutinitas sehari-hari dan berencana untuk berperan sebagai "ayah rumah tangga" dan menjadi seseorang yang didukung secara finansial oleh pasangannya? 
 
Hati-hati, menurut sebuah penelitian, lelaki yang bukan menjadi penghuni utama dalam hubungan bisa mengalami kondisi stres. 
 
Temuan menunjukkan bahwa menjadi ayah rumah tangga mungkin berbahaya bagi kesehatan dan dapat meningkatkan risiko masalah jantung, penyakit paru-paru kronis dan sakit maag. 
 
Hal ini kata periset, terjadi karena maskulinitas mereka rusak. "Orang-orang yang tak menjadi pencari nafkah utama mungkin merasa kekurangan, dan mungkin dibuat merasa tidak memadai oleh teman sebaya, anggota keluarga, dan bahkan pasangan dan anak mereka," ucap Deborah Carr, Profesor di Universitas Boston, AS, seperti yang dikutip dari Daily Mail. 
 
"Proses stigmatisasi ini bisa mengurangi rasa maskulinitas, self, dan kompetensi lelaki," Carr menambahkan. 
 
Studi tersebut menunjukkan bahwa ketika lelaki digulingkan dari posisi pencari nafkah, mereka mungkin juga berusaha untuk mendapatkan kembali kejantanan mereka melalui merokok, minum dan makan-makanan tidak sehat. "Lelaki yang tidak menjunjung peran pencari nafkah mungkin merasa gagal secara profesional, atau mungkin merasa bahwa mereka gagal dalam keluarga mereka dengan tidak menghasilkan secara ekonomi," kata Carr. 
 
"Orang-orang yang memiliki harapan peran gender yang sangat kaku mungkin juga terganggu oleh kesuksesan karir dan kapasitas produktif istri mereka, terutama jika suami tersebut percaya bahwa aktivitas kerja istrinya merenggut dari kegiatan tanggung jawab rumahnya," catatnya. 
 
Untuk penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Aging and Heath, tim mempelajari hampir 1.100 pasangan suami istri selama tiga dekade, dan menemukan masalah kesehatan pada lelaki yang istrinya menjadi pencari nafkah utama di awal atau akhir dalam pernikahan. 
 
Penelitian sebelumnya telah menemukan data jika perempuan yang merupakan pencari nafkah utama berusaha lebih keras untuk menjaga pernikahan mereka tetap berjalan, suami cenderung menyalahgunakan hal tersebut dengan mengurangi kontribusi mereka terhadap pekerjaan rumah tangga.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI