Suara.com - Survei Nielsen Global Snacking menunjukkan konsumsi camilan di negara Asia Pasifik, seperti Indonesia meningkat 4 persen setiap tahunnya. Makanan seperti cokelat, biskuit, permen yang memiliki rasa manis dan tekstur yang lengket menjadi tren di masyarakat.
Padahal, kata drg. Ratu Mirah Afifah, GCClinDent., MDSc, makanan tersebut, jika dikonsumsi dengan frekuensi yang berlebih bisa berisiko memuncurkan permasalahan gigi, khususnya gigi berlubang pada anak.
"Makan makanan yang manis dan lengket dalam hitungan menit bisa mengurangi derajat keasamanan di dalam rongga mulut hingga di bawah pH kritis yakni 5,5, sampai beberapa jam setelahnya, juga masih tetap asam. Ini sangat berbahaya bagi kesehatan gigi karena akan melarutkan mineral gigi," kata Ratu dalam acara Bulan Kesehatan Givi Nasional 2017 bersama Pepsodent, di Jakarta, Selasa (5/9/2017).
Karenanya, lanjut Mirah, penting bagi setiap orang tua untuk membiasakan anak-anaknya sikat gigi dua kali sehari, setelah sarapan dan sebelum tidur. Jangan lupa, pasti gigi yang digunakan harus mengandung floride.
Untuk menjaga kesehatan gigi, Mirah juga menyarankan agar diri memeriksakan ke dokter gigi setiap enam bulan sekali dan mengganti sikat gigi secara rutin tiga bulan sekali.
Baca Juga: Kak Seto: Unggah Foto Kutang Anak Lelaki, Predator Terangsang!
Tak hanya itu, lanjut dia, pemilihan tekstur dalam camilan juga memiliki peran yang penting terhadap kesehatan gigi.
"Tekstur yang lembut sering dijumpai saat ini, yang membuat anak kurang terlatih mengunyah. Padahal gerakan mengunyah ini sangat menguntungkan bagi kesehatan gigi, karena bisa merangsang aliran kelenjar ludah," ujarnya.
Kelenjar ludah yang dihasilkan saat kita mengunyah, kata dia merupakan pembersih alami rongga mulut dan dapat menetralisasi keasaman di rongga mulut.
Untuk itu, penting untuk memilih camilan bertekstur padat, seperti buah dan sayur yang berserat, sehingga anak bisa lebih lama saat mengunyah.
Baca Juga: Ini Efek Metode MPASI BLW bagi Pertumbuhan Gigi Bayi