75 Persen Produk Bayer Indonesia Ekspor ke 30 Negara

Senin, 04 September 2017 | 15:02 WIB
75 Persen Produk Bayer Indonesia Ekspor ke 30 Negara
General Manager PT Bayer Indonesia, Angel-Michael Evangelista mengungkapkan 75 persen produk Bayer telah ekspor ke 30 negara. (Suara.com/Risna)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebagai sebuah perusahaan global yang berkompetisi di bidang life science terkait ketahanan pangan dan kesehatan masyarakat, PT. Bayer Indonesia kembali meneguhkan posisinya sebagai salah satu perusahaan farmasi terbesar di Indonesia.

Bayer kembali melakukan investasi sebesar Rp500 miliar yang digunakan sebagai peningkatan kualitas, serta kapasitas produksi kesehatan yang terletak di pabrik PT. Bayer Indonesia di Cimanggis, Depok, Jawa Barat. Hingga kini, total sudah Rp1,6 triliun investasi yang Bayer kucurkan selama beberapa tahun guna membangun produksi kesehatan berkulitas dunia di Cimanggis.

Fasilitas produksi Bayer di Cimanggis merupakan satu dari tujuh fasilitas produksi Consumer Health Bayer yang telah tersebar di seluruh dunia. Total 75 persen dari produk yang dihasilkan fasilitas produksi di Cimanggis telah diekspor ke 30 negara di dunia, termasuk negara-negara Eropa, Australia, dan Korea Selatan.

"Kesuksesan Bayer adalah berkat inovasi. Ini adalah komitmen kami kepada Indonesia sebagai supplier produk kesehatan berkualitas ke seluruh dunia," kata General Manager PT Bayer Indonesia, Angel-Michael Evangelista di Cimanggis, Depok, Senin (4/9/2017).

Baca Juga: Ditemukan, Obat yang Bisa Bikin Manusia Hidup hingga 120 Tahun

Evangelista juga mengungkapkan pentingnya kerja sama antara pemerintah dan pihak swasta untuk kemudian bersama-sama menjadikan Indonesia sebagai pemain utama dalam pasar produk kesehatan dunia.

Menimpali hal tersebut, Menteri Perindustrian Republik Indonesia, Airlangga Hartarto mengatakan, industri farmasi Tanah Air telah tumbuh dengan pesat. Bahkan, mampu menyediakan 70 persen kebutuhan obat dalam negeri. Nilai produk farmasi di Indonesia mencapai angka USD4,7 miliar atau setara dengan 27 persen dari total pasar farmasi di kawasan Asia Tenggara.

Meski begitu, Airlangga juga tak menampik industri farmasi nasional belum mampu menyediakan bahan baku farmasi secara mandiri.

"Sebagian besar industri farmasi memperoleh bahan baku dari impor. Tercatat sekitar 90 persen total kebutuhan farmasi didapatkan dari impor, sebuah tantangan yang cukup besar," ujar Airlangga Hartarto saat memberikan sambutan dalam acara peringatan HUT ke-60 tahun Bayer di Indonesia.

Karena itu, Airlangga berharap perusahaan farmasi terus mengembangkan diri dan mendorong industri bahan baku farmasi agar terus tumbuh di Indonesia lewat Peraturan Pemerintah Nomor 9 tahun 2016 tentang Percepatan Pembangunan Industri Farmasi dan Alat Kesehatan.

Baca Juga: Studi: Penutupan Lokalisasi Makin Menyulitkan Pengobatan HIV

"Diharapkan dengan fasilitas ini, makin banyak industri farmasi yang akan mengembangkan bahan baku farmasi sehingga dapat menurunkan ketergantungan impor bahan baku," tandasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI