Perempuan dengan Gangguan Hormon Berisiko Tinggi Idap Diabetes?

Kamis, 31 Agustus 2017 | 15:45 WIB
Perempuan dengan Gangguan Hormon Berisiko Tinggi Idap Diabetes?
Seorang perempuan menyuntikkan obat diabetes. [shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Polycystic Ovary Syndrome (PCOS), merupakan masalah umum yang kerap ditemukan di kalangan perempuan usia subur. PCOS merupakan gangguan keseimbangan kadar hormonal di mana tubuh perempuan memproduksi hormon laki-laki (androgen) secara berlebihan.

Kelainan sistem endokrin ini dapat menyebabkan ketidakseimbangan hormon, dan menyebabkan pertumbuhan kista ovarium atau sebuah massa jinak ovarium pada perempuan juga. PCOS juga dapat menyebabkan masalah pada siklus menstruasi, kesuburan, fungsi jantung bahkan penampilan secara fisik.

Perempuan yang memiliki sindrom ovarium polikistik (PCOS) disebut berisiko empat kali lebih besar terkena diabetes tipe 2, dan cenderung dapat didiagnosis dengan penyakit gula darah pada usia lebih dini atau sekitar empat tahun sebelumnya.

Periset menuturkan, usia rata-rata untuk perempuan dengan PCOS yang mendapat diagnosis diabetes Tipe-2 adalah sekitar 31 tahun. Sementara usia rata-rata perempuan tanpa PCOS tetapi didiagnosis dengan diabetes tipe-2 adalah 35 tahun.

Baca Juga: Kurang Tidur, Waspada Diabetes Menghantui

"Peningkatan risiko diabetes tipe 2 di PCOS merupakan temuan penting," kata salah satu peneliti Dorte Glintborg dari Rumah Sakit Universitas Odense di Denmark.

"Diabetes dapat berkembang di usia muda dan skrining diabetes penting, terutama pada perempuan yang mengalami obesitas dan memiliki PCOS," sambung Glintborg.

Perempuan yang memiliki PCOS menghasilkan jumlah hormon testosteron dan hormon androgen lain yang lebih daripada rata-rata. Meski hormon reproduksi ini biasanya berhubungan dengan laki-laki, sebenarnya perempuan juga memiliki jumlah yang cukup kecil.

Kadar hormon yang tinggi pada perempuan dengan PCOS dapat menyebabkan menstruasi tidak teratur, atau bahkan sama sekali tidak menstruasi, mengalami masalah ketidaksuburan, penambahan berat badan, jerawat atau kelebihan rambut pada wajah dan tubuh.

Untuk studi yang dipublikasikan dalam Journal of Clinical Endocrinology and Metabolism, tim tersebut menganalisis dua populasi dengan PCOS, yaitu 18.477 perempuan Denmark pra-menopause dengan diagnosis PCOS dan subkelompok lokal dari 1.162 perempuan dengan PCOS yang diperiksa di Rumah Sakit Odense University di Denmark.

Baca Juga: Hah, Minum Alkohol Kurangi Risiko Diabetes?

Selain itu, indeks massa tubuh, kadar insulin dan glukosa, serta trigliserida secara positif terkait dengan pengembangan diabetes tipe-2, sementara jumlah kelahiran yang lebih tinggi berhubungan negatif dengan perkembangan diabetes tipe-2. (Zeenews)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI