Anak Biduran, Bolehkah Imunisasi MR?

Ririn Indriani Suara.Com
Kamis, 31 Agustus 2017 | 12:37 WIB
Anak Biduran, Bolehkah Imunisasi MR?
Ilustrasi imunisasi. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tanya:

Selamat siang Dokter,
Anak saya umur 3 tahun, sudah hampir 3 bulan biduran belum sembuh juga. Apa yang harus saya lakukan? Apakah anak saya boleh imunisasi atau vaksinasi campak rubella? Mohon penjelasan dan sarannya, Dok. Terima kasih.

CM


Jawab:

Selamat siang Ibu CM,
Ruam atau bercak merah pada kulit bayi adalah hal yang wajar, karena kulit bayi sensitif dan sedang beradaptasi dengan lingkungan. Apabila jumlahnya sedikit maka hal ini tidak perlu dikhawatirkan, tetapi apabila jbidurannya banyak terlebih lagi sudah hampir ke seluruh tubuh maka harus dilakukan penanganan. Beberapa jenis penyakit yang mungkin terjadi pada anak sebagai berikut:

1. Dermatitis atopi atau eksim
Keluhan ini biasanya muncul berupa ruam yang dimulai pada lipatan-lipatan siku, paha, pipi, lalu kadang menyebar ke badan. Biasanya disertai rasa gatal. Hal ini terjadi karena kulit bayi sensitif terlebih lagi ada riwayat atopik pada keluarga misalnya orang tuanya ada yang mengalami asma, bersin-bersin pagi hari, atau mengalami gatal.

Untuk mengatasi eksim, hindarkan bayi Anda dari suhu ekstrem dan segala sesuatu yang dapat mengganggu kondisi kulit. Mandikan bayi Anda sebanyak dua atau tiga hari sekali dan keringkan kulitnya dengan ditepuk-tepuk secara lembut.

Oleskan salep atau krim yang dianjurkan oleh dokter dan jangan gunakan pewangi atau pelembut pakaian ketika mencuci.

2. Urtikaria atau biduran
Ruam yang khas biasanya berupa bentol-bentol seperti digigit nyamuk dan disertai gatal. Hal ini terjadi sebagai reaksi alergi terhadap makanan, obat tertentu, sengatan serangga atau karena perubahan cuaca panas dingin yang ekstrem.

Apabila disertai kelopak mata yang bengkak dan sesak napas maka harus diwaspadai ini merupakan reaksi alergi yang serius disebut reaksi anafilaksis yang harus mendapat penanganan segera.

3. Penyakit tangan, kaki dan mulut
Keluhan berupa ruam yang timbul di tangan dan kaki, sebelumnya didahului oleh infeksi saluran napas seperti pilek, batuk, sakit tenggorokan, disertai demam dan timbulnya sariawan di mulut. Penyakit ini bersifat self limiting atau dapat sembuh sendiri yang disebabkan oleh virus. Namun Anda tetap harus konsultasi ke dokter untuk penanganan gejala atau terapi simtomatis.

4. Impetigo
Infeksi kulit yang disebabkan oleh bakteri. Impetigo dimulai dengan kemunculan ruam dan lepuh yang pecah, meninggalkan kerak tebal berwarna kuning kecokelatan dan menciptakan luka atau lecet yang berwarna merah. Impetigo cenderung muncul di sekitar hidung dan mulut dengan disertai rasa gatal.

5. Miliaria
Keluhan ini timbul disebabkan oleh pori-pori yang tersumbat oleh keratin, yaitu semacam protein yang diproduksi oleh kulit. Biasanya terlihat seperti biang keringat pada bayi yang bisa muncul saat cuaca panas atau lembap. Membersihkan kulit bayi dengan sabun bayi secara lembut dan hindari pakaian bayi yang tebal serta sebaiknya bayi ditempatkan di tempat sejuk.

6. Ruam popok
Biasanya timbul ruam kadang bisa seperti luka yang melepuh di area pantat dan kemaluan. Biasanya karena sensitif terhafap penggunaan popok. Bisa diatasi dengan sering mengganti popok, jangan biarkan popok sampai sangat lembab dan penuh, sebisa mungkin minimalkan pemakaian popok.

Vaksinasi MR memiliki tujuan untuk melindungi buah hati Anda dari virus campak (measles) dan rubella. Ada beberapa kontraindikasi atau suatu kondisi yang menyebabkan vaksinasi MR ini tidak dapat diberikan yakni pada kondisi:
1. Alergi
2. Ibu hamil
3. Gangguan fungsi ginjal
4. Seseorang dengan terapi imunosupresan, kortikosteroid dan radioterapi
5. Gangguan hematologi seperti kurang darah (anemia), kanker darah (leukimia)
6. Gangguan jantung, dan lain-lain

Apabila buah hati Anda sedang biduran (urtikaria) sebaiknya ditunda terlebih dahulu pemberian imunisasi MR. Anda juga sebaiknya mengkonsultasikan hal ini dengan dokter anak Anda.

Demikian penjelasan yang dapat disampaikan, semoga membantu. Terima kasih.

Dijawab oleh: dr. Ni Putu Tesi Maratni
Sumber: https://meetdoctor.com

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI