Apakah Alat Pemindai Tubuh Aman?

Senin, 28 Agustus 2017 | 15:13 WIB
Apakah Alat Pemindai Tubuh Aman?
Ilustrasi alat pemindai di bandara (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Selama beberapa dasawarsa ini, petugas keamanan bandara atau bahkan pusat perbelanjaan bergantung pada alat detektor logam untuk menyaring para pelancong yang kedapatan membawa senjata tersembunyi.

Teknologi ini dianggap aman dan sederhana, namun memiliki satu kelemahan yang mencolok yaitu tidak dapat mendeteksi ancaman non-logam, termasuk bahan peledak plastik.

Pada 2009, misalnya, petugas keamanan di AS sempat kecolongan karena calon "pengantin" yang menggunakan pakaian dalam hampir melakukan aksi dengan peledak plastik yang diduga dapat memberikan efek cukup menghancurkan.

Akibatnya, Administrasi Keamanan Transportasi (Transportation Security Administration atau TSA) bergerak cepat memperbarui prosedur dan teknologi penyaringan. Hingga pada 2010, alat tersebut telah menerapkan dua jenis baru pemindai full body.

Baca Juga: Bahan Kimia Berbahaya Terdeteksi di Bubuk Makaroni dan Keju

Salah satunya disebut pemindai gelombang milimeter. Cara kerja alat tersebut adalah, menggunakan gelombang radio untuk mencari senjata atau perangkat lain yang tersembunyi.

Ini adalah pemindai tubuh lengkap yang biasa Anda hadapi di bandara-bandara di dunia. Anda hanya diminta merenggangkan kaki dan tangan di atas kepala, dan para ahli sepakat bahwa alat ini seharusnya tidak membuat Anda merasa khawatir.

Yang kedua (dan yang jauh lebih kontroversial) disebut pemindai sinar X "backscatter". Mesin tersebut akan menghasilkan gambar tubuh secara penuh, dan mencari tahu benda tak perlu apa yang menempel pada tubuh penumpang.

Terlepas dari pertanyaan privasi yang diajukan oleh penggunaan teknologi backscatter, beberapa ahli juga khawatir bahwa pemindai tersebut mengekspos tubuh manusia dengan jumlah radiasi yang berpotensi cukup berbahaya.

"Kami menentukan bahwa paparan dari mesin tersebut sekitar 10 persen dari jumlah yang Anda dapatkan saat melakukan rontgen dada, yang signifikan," kata John Sedat, seorang profesor biofisika di University of California, San Francisco.

Baca Juga: Dua Artis Meninggal Akibat Kanker, Ini Pentingnya Deteksi Dini

"Mungkin ada beberapa risiko kanker yang sangat kecil terkait dengan mesin sinar-X tersebut. Kami tahu ada mekanisme biologis di mana paparan sinar-X dapat menyebabkan kanker ... nampaknya pemindai backscatter tersebut akan membawa beberapa risiko kecil," timpal David Brenner, seorang profesor biofisika radiasi di Columbia University Medical Center.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI