Pasangan Kritis, Perempuan Semakin Parah Alami Nyeri Punggung

Kamis, 24 Agustus 2017 | 19:40 WIB
Pasangan Kritis, Perempuan Semakin Parah Alami Nyeri Punggung
Ilustrasi pasangan terlalu kritis. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Tim peneliti kemudian mengukur kritik, dan permusuhan yang mencolok dari pasangan yang dirasakan pada pihak pasien, serta intensitas nyeri pasien, perilaku nyeri dan gejala depresi.

Selama diskusi, para peneliti menemukan cara agar konflik dapat tercapai dan semua pasien melaporkan mengalami peningkatan signifikan dalam kecemasan, kemarahan dan kesedihan.

Selama aktivitas tersebut, pasien dengan skor depresi yang lebih tinggi juga lebih cenderung merasakan kritik dari pasangan yang lebih besar dan rasa sakitnya juga meningkat.

Demikian juga, permusuhan yang lebih besar dari pasangan yang diamati oleh tim peneliti, dikaitkan dengan skor depresi dan nyeri yang lebih tinggi untuk pasien.

Baca Juga: Sering Masturbasi, Apakah Bisa Sebabkan Sakit Punggung?

Ketika para peneliti menyesuaikan faktor lain yang mempengaruhi rasa sakit, hubungan antara permusuhan suami-istri dan tingkat nyeri pasien memang paling berpengaruh secara statistik bagi pasien nyeri punggung perempuan.

"Penelitian tersebut sebenarnya mengharuskan pasien dan pasangan untuk bekerja sama, agar mereka bisa sembuh. Tapi, pada pasangan cukup bahagia sekalipun, mereka tetap akan mengucapkan komentar kritis dan rasa bermusuhan yang dapat mempengaruhi rasa sakit dan fungsi pasien," kata Burns.

Meski begitu, tim peneliti juga terkejut dengan bagaimana suami tampak benar-benar memperhatikan rasa sakit isteri selama diskusi dan akan menanyakan apakah tugas tersebut akan menyebabkan rasa sakit. Suami juga cenderung memberi saran bermanfaat kepada isterinya.

"Sangat mudah untuk merespon orang yang dicintai dengan mengabaikan perasan mereka, mengkritik, atau bereaksi dengan permusuhan atau penghinaan," kata Dr. Annmarie Cano dari Wayne State University di Detroit, yang juga tidak terlibat dalam penelitian ini.

Respon seperti ini memang sangat menyakitkan, tidak hanya secara psikologis tapi juga fisik.

Baca Juga: Kaum Perempun Diminta Kritis Sikapi Berita Hoax

Burns mengatakan timnya sedang mengembangkan sebuah rencana uji coba klinis secara acak untuk menguji intervensi pernikahan anti-kritik.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI