Suara.com - Anda merasa khawatir melihat anak laki-laki atau perempuan terlalu dekat dengan sahabatnya?
Sebaiknya, jangan terlalu. Pasalnya, menurut sebuah penelitian, memiliki sahabat yang kuat dan intim selama masa remaja dapat membantu seorang anak memperbaiki beberapa aspek kesehatan mental dalam dirinya seperti kegelisahan, penerimaan sosial, harga diri dan gejala depresi.
"Penelitian kami menemukan bahwa kualitas persahabatan selama masa remaja dapat secara langsung memprediksi aspek kesehatan mental dan emosional jangka panjang," kata penulis utama penelitian, Rachel K. Narr, kandidat PhD, dalam psikologi klinis di University of Virginia.
"Siswa sekolah menengah atas dengan persahabatan berkualitas tinggi cenderung memperbaiki beberapa aspek kesehatan mental dari waktu ke waktu, sementara remaja yang populer di kalangan teman sebaya mereka di SMA mungkin lebih rentan terhadap kecemasan sosial di kemudian hari," sambung Narr.
Baca Juga: Ini yang Membuat Persahabatan Para Lelaki Bisa Kuat Sekali
Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Child Development tersebut, mengamati sampel komunitas dari 169 remaja berusia di atas 10 tahun, dari saat mereka berusia 15 tahun hingga berusia 25 tahun.
Responden berasal dari kaum muda secara ras, etnis, dan sosial-ekonomi yang beragam, dengan besaran 58 persen orang Kaukasia, 29 persen orang Amerika keturunan Afrika, dan delapan persen ras campuran atau etnisitas dan dengan pendapatan keluarga rata-rata USD40 ribu sampai USD59.999.
Remaja tersebut kemudian dinilai setiap tahun, dan diminta menjawab pertanyaan tentang siapa teman terdekat mereka. Kemudian, melaporkan persahabatan mereka dan berpartisipasi dalam wawancara dan penilaian yang mengeksplorasi perasaan seperti kecemasan, penerimaan sosial, harga diri, dan gejala depresi.
Periset menemukan, remaja yang memprioritaskan persahabatan pada usia 15 tahun memiliki kecemasan sosial yang lebih rendah, terjadi peningkatan pad rasa harga diri dan sedikit gejala depresi pada saat mereka mencapai usia 25 tahun.
Para periset mengatakan, hal ini mungkin terjadi karena pengalaman positif dengan teman dapat membantu memperkuat perasaan positif tentang diri sendiri selama tahap kehidupan ketika identitas pribadi tengah dikembangkan.
Baca Juga: Kak Seto: Orangtua Harus Jadi Sahabat, Jangan Jadi Bos!
Selain itu, persahabatan yang erat dapat membuat remaja yang tengah galau atau berada di persimpangan memiliki harapan dan karena itu mendorong pengalaman yang mendukung di masa depan. (Zeenews)