Konsep "4 Sehat 5 Sempurna" Ketinggalan Zaman, Ini Gantinya!

Rabu, 23 Agustus 2017 | 06:20 WIB
Konsep "4 Sehat 5 Sempurna" Ketinggalan Zaman, Ini Gantinya!
Ilustrasi diet dengan gizi seimbang, pola makan sehat, panduan makan dengan gizi seimbang. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sejak dulu kita diajarkan untuk menerapkan pola makan "4 sehat 5 sempurna" (4S 5S). Namun konsep makan ini tak lagi dipakai, karena dianggap menimbulkan masalah baru bagi kesehatan.

Pakar gizi dari Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor (FEMA IPB), Dr. Rimbawan mengatakan bahwa konsep makan "4 Sehat 5 Sempurna" belum tentu sehat, karena tidak disebutkan berapa porsi aman untuk mengonsumsi makanan tersebut.

"Selain itu penyebutan susu sebagai penyempurna dianggap tidak tepat karena bisa didapat dari lauk pauk karena termasuk pangan hewani," ujarnya pada sesi Journalist Goes to Campus bersama Danone di Bogor, Selasa (22/8/2017).

Sebenarnya, kata Rimbawan, sejak 2003 Indonesia sudah menggunakan Pedoman Gizi Seimbang sebagai petunjuk hidup sehat masyarakat Indonesia dalam menghadapi 'beban ganda masalah gizi', yaitu ketika kekurangan dan kelebihan gizi terjadi secara bersamaan.

"Bentuknya seperti tumpeng jadi semakin keatas semakin mengerucut. Kita tambahkan juga porsi yang dianjurkan agar tidak berlebihan," tambah dia.

Dalam konsep Tumpeng Gizi Seimbang ini sendiri, lanjut Rimbawan, sebenarnya tak berbeda jauh dengan "4 Sehat 5 Sempurna" dari segi jenis makanan. Masyarakat dianjurkan untuk memenuhi kebutuhan karbohidrat, lauk pauk, sayur dan buah, namun dilengkapi dengan anjuran minum air putih, dan membatasi gula, garam dan lemak.

"Akan lebih sempurna jika disertai dengan aktivitas fisik, menjaga kebersihan diri dan lingkungan serta melakukan pengecekan kesehatan secara rutin," terangnya.

Sayangnya konsep Tumpeng Gizi Seimbang ini tak sepopuler "4 Sehat 5 Sempurna". Alasannya, sulit untuk menerjemahkan konsep pola makan seimbang ke masyarakat.

"Oleh karena itu kita sederhanakan dengan "5 Sehat 8 Sempurna". Semoga masyarakat bisa memahami pentingnya makan dengan gizi seimbang untuk mencegah kekurangan sekaligus kelebihan gizi," pungkas Rimbawan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI