Suara.com - Khoo Siew Hong tahu dirinya alergi udang. Namun, perempuan berusia 60 tahun itu masih terus makan beberapa ekor udang, hingga membuatnya menjemput ajalnya sendiri.
Dia mulai gatal setelah makan dua udang yang telah disiapkan pembantunya untuk laksa pada 8 Maret lalu. Dia kemudian lemas, dan meninggal dunia di rumah sakit karena reaksi alergi terhadap udang.
State Coroner Marvin Bay pada hari Senin, 21 Agustus, mengatakan kematian Khoo Siew Hong merupakan "kesalahan fatal yang sangat disayangkan". Dan ini menunjukkan betapa pentingnya memerhatikan alergi makanan dengan serius.
"Reaksi alergi terhadap udang, dan kerang, serta makanan laut lainnya tidak dapat diprediksi, dengan berbagai gejala antara individu yang satu dengan yang lain. Seorang individu mungkin tidak selalu mengalami gejala yang sama dalam setiap reaksinya, yang mungkin telah membuat Moo Khoo merasa puas. Harusnya kondisi ini bisa segera ditangani, dan dikontrol. Seringkali, reaksi alergi menjadi lebih parah dengan setiap eksposur yang menerpanya," ujar dia.
Baca Juga: Duh, Perempuan Ini Alergi pada Suaminya Sendiri!
Petugas pemeriksa mayat tersebut mengatakan, bahwa Khoo, yang sebelum ajal menjemputnya telah menggunakan kursi roda untuk berkeliling, tinggal dengan saudara perempuan dan dua orang pembantu (Rosemarie Bastareche dan Madam Ten Ah Boh) di sebuah flat di Lorong 3 Geylang.
Pada tanggal 4 Maret, mereka berempat pergi ke restoran Shin Yeh di mal perbelanjaan Liang Court untuk makan siang, di mana Khoo makan beberapa pangsit udang tanpa menderita reaksi alergi. Empat hari kemudian, sekitar tengah hari, dia ingin makan udang yang disiapkan untuk laksa yang akan disantapnya, dan pelayannya memberi dia dua potong udang.
Sekitar 2,5 jam kemudian, Khoo mengeluh karena gatal. Bastareche memberinya tablet antihistamin yang diresepkan oleh dokter dari Rumah Sakit Tan Tock Seng (TTSH).
Kira-kira lima menit kemudian, Bastareche menyadari wajah Khoo sudah mulai mengalami ruam, dan terlihat mengalami pembengkakan. Ruam segera meningkat dalam intensitas cepat. Setelah sekitar 20 menit, Khoo mengeluh sesak napas.
Bastareche mengoleskan beberapa minyak obat ke lubang hidungnya, dan memberi tahu Madam Ten. Saat Khoo merasa lemas, pembantu tersebut langsung menghubungi Singapore Civil Defence Force (SCDF).
Baca Juga: Anak Cemas, Bisa Jadi karena Alergi Makanan
Dengan bantuan petugas SCDF di telepon, Bastareche melakukan resusitasi kardiopulmoner (CPR) pada Khoo sampai paramedis tiba pada pukul 03.40 pagi. Khoo kemudian dilarikan ke TTSH dan diberi 12 dosis adrenalin. Namun, dia tidak sadar kembali.