Lebih Sehat Mana, Gula Batu atau Gula Pasir?

Ririn Indriani Suara.Com
Sabtu, 19 Agustus 2017 | 08:01 WIB
Lebih Sehat Mana, Gula Batu atau Gula Pasir?
Ilustrasi gula. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Terdaftarnya gula menjadi salah satu bahan dari daftar sembako Indonesia, menandakan bahwa masyarakat memang tidak bisa lepas dari gula. Seperti yang diketahui, tubuh yang kebanyakan gula dapat menyebabkan diabetes atau bahkan obesitas.

Selain itu, sekarang digadang-gadang kalau gula batu dikatakan lebih sehat daripada gula pasir yang biasa dikonsumsi. Benarkah demikian? Mari simak ulasan yang dihimpun hellosehat.com.

Apa itu gula batu?
Gula yang bentuknya seperti batu ini, didapatkan dari proses kristalisasi larutan gula cair. Bahan yang digunakan untuk membentuk gula batu merupakan larutan gula cair jenuh.

Larutan tersebut kemudian dikristalisasi sehingga kemudian menghasilkan gula yang keras layaknya batu. Proses ini hanya mengubah bentuknya, tapi tidak sampai mengubah kandungannya.
Kalaupun ada perbedaan kandungan gula, selisihnya hanya 0,21 persen.

Apakah gula batu lebih sehat dari gula pasir?
Mengenai kandungan nutrisinya, karena berasal dari bahan dan kandungan yang sama, maka kandungan nutrisi yang dikandung gula batu hampir sama dengan gula pasir, yaitu jenis gula sukrosa. Dalam 100 gram gula pasir misalnya, terdapat karbohidrat sebanyak 99,98 gram. Sementara dalam 100 gram gula batu, karbohidratnya ada dalam jumlah 99,70 gram.

Melihat angka yang tidak jauh berbeda tersebut, terbukti bahwa gula batu tidak lebih sehat dari pada gula pasir. Jika ingin dibandingkan mana yang lebih sehat untuk penderita diabetes, keduanya masih berbahaya jika dikonsumsi dengan takaran banyak, dan masih dibutuhkan penelitian serta bukti akurat lebih lanjutnya.
Jadi, gula batu sama saja bahayanya dengan konsumsi gula pasir

Sebagaimana yang disarankan WHO, konsumsi gula yang aman bagi kesehatan tubuh yaitu maksimal 50 gram, atau setara dengan 4 sendok makan setiap harinya. Jika ingin mendapat manfaat tambahan, maka jumlah yang harus dibatasi adalah setengahnya atau 25 gram saja setiap hari.

Jika ditelisik dari kandungan nutrisi gula batu di atas, nyatanya sama dengan kandungan gula pasir. Yang mana jika dikonsumsi dalam takaran berlebih, juga dapat menjadi pemicu diabetes.

Bahan pengganti gula pasir atau gula batu yang lebih sehat
Mengingat ada beberapa jenis gula yang kalau dikonsumsi berlebihan tidak baik, Anda masih bisa menikmati rasa manis tanpa harus melonjaknya kada gula darah Anda.

Ada beberapa alternatif lain pengganti gula yang masih aman dikonsumsi. Berikut 2 pengganti gula yang aman untuk dikonsumsi para penderita diabetes ataupun obesitas:

1. Stevia
Stevia adalah pemanis alami yang terbuat dari daun tanaman stevia (Stevia rebaudiana Bertoni). Tanaman ini aslinya dari Paraguay, dan kebanyakan ditanam di di Brasil. Stevia atau steviol glikosida adalah pemanis yang punya rasa 250-300 kali lebih manis daripada gula sukrosa, bentuknya bisa dalam bentuk cair atau bubuk. Pemanis jenis ini tidak memiliki dan memiliki indeks glikemik nol, dan sering digunakan sebagai bahan asupan makan bagi mereka yang sedang diet.  

2. Madu
Madu adalah cairan manis alami yang terbuat dari nektar bunga dan dikumpulkan oleh lebah madu. Kandungan madu terdiri dari 80 persen gula alami, 18 persen air dan 2 persen mineral, vitamin, tepung sari dan protein. Madu sedikit lebih tinggi banyak kandungan nutrisi dan kalori dibanding gula pasir atau gula batu.

Dalam 100 gram madu murni murni setara rata-rata menghasilkan 330 kalori energi dan 81g karbohidrat. Masih lebih rendah jika dibandingkan dengan 100 gram gula pasir biasa yang mengandung 400 kalori.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI