Bepergian dengan Pesawat Hati-Hati Tertular Penyakit!

Rabu, 09 Agustus 2017 | 09:42 WIB
Bepergian dengan Pesawat Hati-Hati Tertular Penyakit!
Bepergian dengan pesawat. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Bepergian menggunakan moda transportasi pesawat terbang kini menjadi pilihan utama bagi sebagian orang karena dianggap lebih nyaman dan tercepat. Namun, tak banyak penumpang yang menyadari bahwa perjalanan udara merupakan media tercepat penularan penyakit.

Peneliti dari Arizona State University (ASU) di Amerika Serikat telah mengungkapkan bahwa faktor seperti ukuran pesawat terbang dapat berdampak besar pada tingkat infeksi. Berada pada ruang tertutup selama di pesawat dalam kurun waktu tertentu, memungkinkan virus dan bakteri menyebar cepat dari penderita ke penumpang lainnya.

Tim peneliti seperti Sirish Namilae dan Ashok Srinivasan, menciptakan model pesawat hibrida untuk mengevaluasi bagaimana penyakit menular secara acak melalui kontak dengan penderita di dalam pesawat.

Tujuan pertama adalah untuk membuat simulasi bagaimana infeksi virus Ebola dan demam berdarah pada manusia dan primata lainnya, mungkin menyebar di pesawat terbang.

Baca Juga: Hati-hati, Risiko Penularan Penyakit Tertinggi Terjadi di Pesawat

Model ini memprediksi berapa banyak penumpang yang terinfeksi setelah berada dalam perjalanan udara. Peneliti menemukan bahwa penumpang yang duduk di kursi urutan terakhir, lebih mungkin terinfeksi penyakit dibandingkan mereka yang duduk di kursi bagian tengah atau depan.

Menurut peneliti, penumpang yang duduk di bagian belakang akan menunggu lebih lama untuk mendapatkan kursinya. Mereka akan menunggu penumpang di bagian depan atau tengah lebih dulu mendapat kursinya. Hal inilah yang memicu penumpang di kursi belakang lebih rentan terpapar virus atau bakteri dari penumpang yang telah duduk.

"Mencegah kemacetan di lorong dan menjaga agar penumpang tidak berada di samping seseorang dalam waktu yang sangat lama bisa menurunkan tingkat penularan," ujar peneliti Anuj Mubayi.

Studi tersebut juga menemukan bahwa pesawat dengan kuota 150 kursi lebih rendah tingkat penularan penyakit, ketimbang pesawat dengan jumlah kursi yang lebih besar. Alasannya, pesawat bermuatan sedikit akan membawa penumpang dalam jumlah lebih kecil sehingga tingkat penularan juga lebih rendah.

"Menggunakan pesawat yang lebih kecil selama wabah secara drastis dapat mengurangi kemungkinan penularan infeksi penyakit," kata dia. [Zeenews]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI