Suara.com - Dokter Ryan Thamrin, pemandu acara "Dr Oz Indonesia" telah meninggal dunia, Jumat (4/8/2017) pukul 03.30 dini hari.
Meski pihak keluarga belum bisa memberikan penjelasan penyebab kematian pemandu acara "Dr Oz Indonesia" itu, teman Ryan bernama Bawono Suryo memberikan penjelasan penyakit yang diderita Ryan Thamrin sebelum meninggal.
Bawono mendapat informasi dari kakak almarhum jika Ryan Thamrin sempat mengalami sakit di saluran pencernaan atau maag hingga sulit makan.
Maag atau asam lambung berlebih selama ini kerap dianggap sepele oleh sebagian orang. Padahal, tak sedikit kasus maag yang berujung pada kematian.
Data yang dihimpun WHO sejak 2012 lalu menyebutkan, angka kematian akibat maag di dunia mencapai 21 persen. Umumnya kematian akibat penyakit maag dialami masyarakat berusia 20-30 tahun di mana merupakan usia produktif.
Lantas, apa yang membuat maag begitu mematikan? Disampaikan dokter spesialis penyakit dalam, Divisi Gastroenterologi FKUI-RSCM, Ari Fahrial Syam, maag atau naiknya asam lambung memang tidak menyebabkan kematian secara langsung, namun memicu komplikasi yang dapat berujung maut.
"Asam lambung sebenarnya tidak langsung menyebabkan kematian, tapi bisa menyebabkan komplikasi organ lain dan bisa berujung ke serangan jantung, stroke, pendarahan, infeksi," kata dia.
Lebih lanjut, dia memaparkan, maag yang tak ditangani dengan baik juga dapat memicu kondisi gastroesophageal reflux disease (GERD) yang kerap berujung maut.
Gejala khas dari GERD adalah, rasa panas di dada seperti terbakar dan ada sesuatu yang balik arah seperti ada yang mengganjal atau disebut juga sebagai heartburn.
Seiring waktu, peradangan kronis di kerongkongan akibat GERD juga mengacu pada berbagai komplikasi medis. Beberapa di antaranya menyebabkan masalah serius yang bisa berujung kematian.
"Sakit maag dan GERD cukup tinggi diidap masyarakat Indonesia. Mereka menganggap enteng padahal dampaknya sangat serius hingga bisa menimbulkan kematian mendadak," imbuhnya.
Dokter Ari menyebut, GERD tidak hanya disebabkan pola makan yang tak teratur, tapi juga dapat dipengaruhi stres. Bahkan, 60 persen kasus maag disebabkan oleh stres.
"Jadi memang antara otak dengan lambung ada penghubungnya. Ketika seseorang stres maka otak akan mengirimkan pesan pada lambung untuk memproduksi asam berlebih yang memicu maag," tandasnya.
Karena itu, dia menekankan pola hidup sehat seperti menghindari hal-hal yang dapat memicu stres merupakan pencegahan terbaik dalam meminimalisir risiko mengidap maag.
Baca Juga: Detik-detik Proses Pemakaman Ryan Thamrin