Oral Seks Tak Aman, Penyakit Kelamin Ini Jadi Kian Susah Diatasi

Jum'at, 04 Agustus 2017 | 19:40 WIB
Oral Seks Tak Aman, Penyakit Kelamin Ini Jadi Kian Susah Diatasi
Ilustrasi infeksi bakteri penyebab gonore. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Gonore (gonorrhea), satu penyakit kelamin yang disebabkan oleh infeksi bakteri Neisseria Gonorrhoeae, saat ini menurut WHO semakin meningkat jumlah penderitanya. Hal itu antara lain dikarenakan penurunan penggunaan kondom selama aktivitas seks oral.

Disebutkan, penyakit kelamin yang resistan terhadap obat ini dapat menyebar dari tenggorokan seseorang yang terinfeksi. Penyebaran terjadi tanpa seseorang tahu bahwa dia telah memiliki penyakit itu, karena seperti pada kebanyakan kasus, gonore tidak memiliki gejala.

Lebih jauh, sebagaimana antara lain dilansir laman Independent, WHO juga melaporkan bahwa penolakan terhadap pengobatan melalui antibiotik pun meningkat. Disebutkan, ada lebih dari 50 negara melaporkan penggunaan ESC --jenis obat yang disetujui secara medis dapat efektif mengobatinya-- yang sia-sia.

Ini kemudian dipandang sebagai kondisi yang sangat sulit untuk ditangani, karena ada lebih sedikit pembuluh darah di tenggorokan dan karena itu lebih sulit menangkalnya untuk mencapai aliran darah.

"Penularan sangat mudah terjadi dari seseorang yang memiliki gonore di tenggorokan, ke pasangannya saat melakukan seks oral," kata Emilie Alirol dari Global Antibiotics Research and Development Partnership, kepada The New York Times.

Untuk mengendalikan gonore, Dr Marc Sprenger, Direktur Perlawanan Antimikroba di WHO mengatakan, bahwa diperlukan alat dan sistem baru untuk pencegahan, pengobatan, diagnosis lebih dini, juga pelacakan dan pelaporan infeksi baru yang lebih baik, penggunaan antibiotik, serta resistensi dan kegagalan pengobatan.

"Secara khusus, kami memerlukan antibiotik baru, serta tes diagnostik perawatan yang cepat dan akurat. Idealnya, vaksin yang dapat memprediksi antibiotik mana yang akan bekerja pada infeksi tertentu, dan vaksin jangka panjang untuk mencegah gonore," ungkap Sprenger.

Kekhawatiran terbaru mengenai penyakit ini adalah kehadiran apa yang dikenal juga sebagai "super gonore", yang sejauh ini terbukti tidak dapat diperbaiki melalui setiap perawatan umum yang ada. Sejauh ini belum ada kasus impotensi yang dilaporkan di Inggris, namun pasien telah didiagnosis seperti itu sudah ada di Jepang, Prancis dan Spanyol.

WHO juga mengingatkan bahwa ketika tidak diobati, gonore dapat menyebabkan sejumlah masalah medis parah yang secara langsung mempengaruhi perempuan, termasuk penyakit radang panggul, kehamilan ektopik dan ketidaksuburan, selain meningkatnya risiko HIV. Dilaporkan lagi bahwa secara global, penyakit ini menyerang sebanyak 78 juta orang per tahun.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI